medcom.id, Jakarta: Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda menjelaskan, selesai tidaknya konflik internal Golkar akan ditentukan pada keputusan Mahkamah Partai. Namun, meskipun sudah ada keputusan belum tentu konflik Golkar akan selesai.
“Kemungkinan akan ada buntut-buntutnya (permasalahan Golkar) dan rekonsiliasi partai Golkar ini arah jalannya saya lihat melingkar dan berputar putar. Kembali lagi seperti rute yang berputar tidak akan pernah selesai,” kata Hanta dalam Prime Time News, Metro TV, Rabu (25/2/2015).
Menurut dia, hasil penyelesaian apapun yang dilakukan akan nihil. Sebab, baik kubu Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie terlihat saling menunjukkan kekuatannya dan tidak mau mengalah. Ini terlihat pada pelaksanaan Munas dan pengajuan gugatan di pengadilan negeri.
“Kementerian Hukum dan HAM juga punya solusi yang sama, yaitu mengembalikan (ke Mahkamah Partai). Pengadilan juga mengembalikan (ke Mahkamah Partai). Jadinya, ini tergantung pada internal partai,” imbuh Hanta.
Hanta menilai, meskipun Mahkamah Partai nantinya dapat memutuskan kepengurusan yang sah, kemungkinan tetap akan digugat pihak yang kalah. Apalagi bila akhirnya Mahkamah Partai hanya memberikan rekomendasi untuk diadakan rekonsiliasi melalui Munas, hasilnya juga tetap akan digugat.
Ia menambahkan, persoalan yang memicu sulitnya islah kedua kubu di golkar adalah siapakah nantinya yang akan mengisi posisi ketua umum (Ketum). “Persoalan yang paling sensitif adalah siapa pengisi ketua umum dan peta persaingan keduanya kompetitif,” kata dia.
Menurut Hanta, pemecahan masalah konflik Golkar harus melalui Munas rekonsiliasi dengan pendekatan kooperatif. Kedua kubu diharapkan saling bernegosiasi untuk mendapatkan titik tengah.
medcom.id, Jakarta: Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda menjelaskan, selesai tidaknya konflik internal Golkar akan ditentukan pada keputusan Mahkamah Partai. Namun, meskipun sudah ada keputusan belum tentu konflik Golkar akan selesai.
“Kemungkinan akan ada buntut-buntutnya (permasalahan Golkar) dan rekonsiliasi partai Golkar ini arah jalannya saya lihat melingkar dan berputar putar. Kembali lagi seperti rute yang berputar tidak akan pernah selesai,” kata Hanta dalam
Prime Time News, Metro TV, Rabu (25/2/2015).
Menurut dia, hasil penyelesaian apapun yang dilakukan akan nihil. Sebab, baik kubu Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie terlihat saling menunjukkan kekuatannya dan tidak mau mengalah. Ini terlihat pada pelaksanaan Munas dan pengajuan gugatan di pengadilan negeri.
“Kementerian Hukum dan HAM juga punya solusi yang sama, yaitu mengembalikan (ke Mahkamah Partai). Pengadilan juga mengembalikan (ke Mahkamah Partai). Jadinya, ini tergantung pada internal partai,” imbuh Hanta.
Hanta menilai, meskipun Mahkamah Partai nantinya dapat memutuskan kepengurusan yang sah, kemungkinan tetap akan digugat pihak yang kalah. Apalagi bila akhirnya Mahkamah Partai hanya memberikan rekomendasi untuk diadakan rekonsiliasi melalui Munas, hasilnya juga tetap akan digugat.
Ia menambahkan, persoalan yang memicu sulitnya
islah kedua kubu di golkar adalah siapakah nantinya yang akan mengisi posisi ketua umum (Ketum). “Persoalan yang paling sensitif adalah siapa pengisi ketua umum dan peta persaingan keduanya kompetitif,” kata dia.
Menurut Hanta, pemecahan masalah konflik Golkar harus melalui Munas rekonsiliasi dengan pendekatan kooperatif. Kedua kubu diharapkan saling bernegosiasi untuk mendapatkan titik tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)