medcom.id, Jakarta: Keinginan Presiden Joko Widodo merangkul diaspora untuk ikut membangun Indonesia mendapat sambutan positif. Orang-orang Indonesia perantauan siap pulang ke Tanah Air untuk membantu mempercepat pembangunan.
Presiden Indonesian Diaspora di AS, Herry Utomo, mengatakan Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Jokowi mengalami kemajuan pesat. Hal itu berkat kesadaran elite politik untuk membenahi pendidikan serta meningkatkan daya saing dan teknologi.
"Ini juga yang membuat banyak diaspora terpanggil untuk berbakti dengan cara dan berdasar kemampuan masing-masing," ujar Herry, Jumat 19 Agustus 2016.
Menurut Associate Professor & F Avalon Daggett Endowed Professor di Louisiana State University tersebut, hanya dengan edukasi yang efektif dan efisien, Indonesia akan menjadi pemain di negeri sendiri.
"Untuk bisa bikin lompatan teknologi, fungsi diaspora sangat penting. Hanya diasporalah yang menjembatani antara negara maju seperti Amerika Serikat dan Indonesia untuk alih teknologi yang cepat dan murah," imbuh Herry.
Ia mengaku miris dengan pandangan sebagian orang yang menganggap diaspora tidak nasionalis. Sejumlah diaspora yang tergabung dalam Tim Akademisi Diaspora USA kini mengemban misi transformasi sistem pendidikan tinggi untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara Papua, Papua Barat, dan provinsi lain.
"Bicara pendidikan tinggi, tentunya kita harus memikirkan input atau feeder school-nya. Kita akan percepat kemajuan Universitas Cendrawasih dan Universitas Papua," jelas Ida Wenefrida Utomo, profesor bidang bioteknologi di Louisiana State University.
Perempuan kelahiran Yogyakarta yang menetap di AS sejak 1989 itu mengutarakan upaya yang dilakukan Tim Akademisi Diaspora USA untuk memajukan pendidikan di Papua dilandasi rasa cinta kepada Tanah Air.
Ida menjamin nasionalismenya tak luntur sedikit pun. Namun, belum tebersit dalam pikirannya untuk kembali menjadi WNI. Apalagi, di negara tempatnya bermukim saat ini, beragam fasilitas modern tersedia untuk mendukung kreativitas atau mengembangkan paten.
Jalan pulang
Komunitas diaspora Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Diaspora Network (IDN) juga menyambut baik keinginan Presiden.
"Mereka bisa menjadi pendorong kemajuan bagi bangsa ini, terutama di sektor ekonomi agar bisa meningkatkan daya saing kita di tingkat global," tegas Chairman IDN Global Dino Patti Djalal di Jakarta.
Dino yang mantan Dubes RI di AS meminta pemerintah mempersiapkan jalan agar para diaspora bisa pulang ke Tanah Air. Hal yang mendesak ialah penerbitan kartu diaspora.
"Ini semacam KTP yang memungkinkan mereka bisa memiliki hak seperti warga kebanyakan, misalnya bisa mendirikan perusahaan, punya NPWP, bisa membeli properti, dan sebagainya."
Selain itu, pemerintah perlu membuat database seluruh warga diaspora. Yang tak kalah penting, kata Dino, pemerintah bersama DPR segera merevisi UU Kewarganegaraan yang memungkinkan dwikewarganegaraan.
Wapres Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan secepatnya mencari solusi agar diaspora yang punya kemampuan dan keahlian khusus bisa berkontribusi di Tanah Air.
Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir pun menyatakan pihaknya tengah menginventarisasi diaspora di mancanegara dan siap memfasilitasi mereka.
medcom.id, Jakarta: Keinginan Presiden Joko Widodo merangkul diaspora untuk ikut membangun Indonesia mendapat sambutan positif. Orang-orang Indonesia perantauan siap pulang ke Tanah Air untuk membantu mempercepat pembangunan.
Presiden Indonesian Diaspora di AS, Herry Utomo, mengatakan Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Jokowi mengalami kemajuan pesat. Hal itu berkat kesadaran elite politik untuk membenahi pendidikan serta meningkatkan daya saing dan teknologi.
"Ini juga yang membuat banyak diaspora terpanggil untuk berbakti dengan cara dan berdasar kemampuan masing-masing," ujar Herry, Jumat 19 Agustus 2016.
Menurut Associate Professor & F Avalon Daggett Endowed Professor di Louisiana State University tersebut, hanya dengan edukasi yang efektif dan efisien, Indonesia akan menjadi pemain di negeri sendiri.
"Untuk bisa bikin lompatan teknologi, fungsi diaspora sangat penting. Hanya diasporalah yang menjembatani antara negara maju seperti Amerika Serikat dan Indonesia untuk alih teknologi yang cepat dan murah," imbuh Herry.
Ia mengaku miris dengan pandangan sebagian orang yang menganggap diaspora tidak nasionalis. Sejumlah diaspora yang tergabung dalam Tim Akademisi Diaspora USA kini mengemban misi transformasi sistem pendidikan tinggi untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara Papua, Papua Barat, dan provinsi lain.
"Bicara pendidikan tinggi, tentunya kita harus memikirkan input atau feeder school-nya. Kita akan percepat kemajuan Universitas Cendrawasih dan Universitas Papua," jelas Ida Wenefrida Utomo, profesor bidang bioteknologi di Louisiana State University.
Perempuan kelahiran Yogyakarta yang menetap di AS sejak 1989 itu mengutarakan upaya yang dilakukan Tim Akademisi Diaspora USA untuk memajukan pendidikan di Papua dilandasi rasa cinta kepada Tanah Air.
Ida menjamin nasionalismenya tak luntur sedikit pun. Namun, belum tebersit dalam pikirannya untuk kembali menjadi WNI. Apalagi, di negara tempatnya bermukim saat ini, beragam fasilitas modern tersedia untuk mendukung kreativitas atau mengembangkan paten.
Jalan pulang
Komunitas diaspora Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Diaspora Network (IDN) juga menyambut baik keinginan Presiden.
"Mereka bisa menjadi pendorong kemajuan bagi bangsa ini, terutama di sektor ekonomi agar bisa meningkatkan daya saing kita di tingkat global," tegas Chairman IDN Global Dino Patti Djalal di Jakarta.
Dino yang mantan Dubes RI di AS meminta pemerintah mempersiapkan jalan agar para diaspora bisa pulang ke Tanah Air. Hal yang mendesak ialah penerbitan kartu diaspora.
"Ini semacam KTP yang memungkinkan mereka bisa memiliki hak seperti warga kebanyakan, misalnya bisa mendirikan perusahaan, punya NPWP, bisa membeli properti, dan sebagainya."
Selain itu, pemerintah perlu membuat database seluruh warga diaspora. Yang tak kalah penting, kata Dino, pemerintah bersama DPR segera merevisi UU Kewarganegaraan yang memungkinkan dwikewarganegaraan.
Wapres Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan secepatnya mencari solusi agar diaspora yang punya kemampuan dan keahlian khusus bisa berkontribusi di Tanah Air.
Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir pun menyatakan pihaknya tengah menginventarisasi diaspora di mancanegara dan siap memfasilitasi mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)