Presiden mengapresiasi semangat Rabithah Melayu-Banjar yang ikut menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur dan adat Melayu-Banjar dan juga mengembangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.
"Kita harus bangga sebagai sebuah bangsa dan kita harus sadar bahwa bangsa ini bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, penduduk kita sekarang sudah 280 juta yang hidup di 17 ribu pulau yang kita miliki dan kita ini bermacam-macam, beraneka ragam suku adat tradisi agama," tutur Presiden saat membuka acara tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Keanekaragaman tersebut, ujar Presiden, diikat dengan semangat Bhineka Tunggal Ika serta konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan RI (NKRI). Pada kesempatan itu Presiden mengajak masyarakat memperkuat persatuan serta menjaga kerukunan antarumat beragama.
"Bapak ibu hadirin undangan yang berbahagia. Untuk itu marilah kita meningkatkan semangat ukhuwah, baik itu ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniyah," paparnya.
Baca juga: Jokowi: IKN Pintu Gerbang Percepatan Pembangunan di Kalimantan |
Menurut Jokowi, semangat ukhuwah ini lah yang membuat semua bisa hidup rukun. Presiden menyebut meskipun berbeda agama tapi rukun, berbeda adat tapi rukun, berbeda suku tapi rukun karena memang seluruh manusia diciptakan oleh Allah berbeda-beda.
"Kita bisa hidup berdampingan, hidup harmonis dan bersama-sama berjuang dengan semangat gotong royong untuk memajukan negara ini," ucap Presiden.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id