Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Pemilih Muda Harus Jadi Subjek Politik

Tri Subarkah • 18 Februari 2023 17:03
Jakarta: Sebanyak 60 persen pemilih pada gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diproyeksikan berusia 17-39 tahun. Pemilih muda dinilai sudah saatnya menjadi subjek, bukan objek politik semata.
 
Pengajar tata kelola pemilu pada Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati berpendapat, pemilih muda identik dengan perubahan dan harapan baru. Sebagai generasi yang lebih melek dengan perkembangan teknologi informasi, pemilih muda juga perlu melakukan tekanan terhadap partai politik terhadap agenda yang diharapkan.
 
"Karena potensi anak muda seperti itu, pasti akan digarap oleh peserta pemilu karena mereka, kan, butuh suara juga," kata Mada saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu, 18 Februari 2023.

Mada mengatakan partai politik tidak dapat lagi mengasumsikan pemilih muda sebagai objek yang 'mudah digiring'. Menurut dia, ada pendekatan berbeda yang perlu diterapkan untuk meraih suara pemilih muda.
 
Peserta Pemilu 2024, kata dia, dapat memanfaatkan isu-isu yang selama ini tidak begitu diperhatikan politikus senior dalam rangka mendulang suara. Misalnya, visi menjadikan Indonesia untuk lebih berkontribusi di tingkat global.
 
Namun, Mada menggarisbawahi bahwa perubahan pada 2024 mendatang harus dimulai dengan pemilih muda itu sendiri. Pemilih muda harus menempatkan posisi mereka sebagai subjek politik. Sehingga, inisiatif dan ketertarikan untuk terlibat dalam pesta demokrasi dapat muncul.
 
"Mumpung ini ada momentum lima tahunan yang menjadi momentum perubahan, saatnya anak-anak muda mendapat tempat," ungkap dia.
 

Baca: Pentingnya Partisipasi Publik untuk Antisipasi Dini Potensi Kecurangan Pemilu


Senada, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) August Mellaz juga mengatakan Pemilu 2024 ditandai dengan pergantian pemimpin setelah Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden untuk dua periode. Di samping itu, mendominasinya pemilih muda harus dimaknai para aktor politik untuk menyesuaikan kampanye mereka.
 
"Mau tidak mau dalam program yang akan dikampanyekan, harus mendengarkan suara-suara anak muda," katanya dalam diskusi bertajuk Zillenial Dukung Pemilu Damai yang diselenggarakan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) di Jakarta, Jumat, 17 Februari 2023.
 
Politikus muda yang menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan isu yang dapat dikapitalisasi untuk mengeruk suara pemilih muda antara lain lapangan kerja, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, dan kesehatan mental.
 
"Isu itu harus dikemas sedemikian rupa sehingga gampang dicerna oleh publik," kata Esti.
 
Ia sadar sikap apatisme generasi muda terhadap institusi negara tercermin pada rendahnya tingkat penerimaan masyarakat terhadap DPR. Oleh karena itu, Esti berupaya mengubah citra tersebut dengan mengubah persepsi masyarakat.
 
Salah satu yang dilakukan Esti adalah mendorong transparansi demi menjaga akuntabilitas publik. Misalnya, membagikan hasil pekerjaannya ke media sosial.
 
"Mudah-mudahan bagi yang apatis, turn your hate into love," ucap Esti
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan