"Anggaran pertahanan hampir Rp130 triliun per tahun jangan kemudian ditempatkan di birokrasi sipil," kata Ketua Centra Initiative Al Araf dalam diskusi virtual, Rabu, 12 Juni 2024.
Al Araf mengatakan anggaran itu sejatinya digunakan untuk persenjataan TNI. Termasuk membeli perlengkapan perang seperti pesawat tempur.
"Kenapa dengan anggaran besar tiba-tiba (TNI) ditaruh di dirjen kementerian? Agak kacau kita menata dan mengelola negara," ujar dia.
Baca juga: Soal Revisi UU TNI, PDIP: Kami Tunggu Surpres |
Al Araf menyebut pemakaian dana itu seharusnya fokus untuk pertahanan. Penempatan TNI di ranah sipil dinilai salah kaprah.
"Anggaran disiapkan bukannya untuk perang tapi untuk jabatan strategis. Ini berbahaya bagi demokrasi dan berbahaya bagi profesionalisme TNI," papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id