Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan pupuk langka dan harganya mahal. Jokowi kerap mendapat pertanyaan dari petani mengenai hal itu sejak 2020.
"Saya itu kalau ke desa ketemu petani sejak tahun 2020 keluhannya selalu satu pupuk. utamanya pupuk bersubsidi bener? supaya bapak ibu saudara tahu ada ceritannya," ujar Presiden Jokowi saat menghadiri acara Pembinaan Petani Se-Jawa Tengah, disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 2 Januari 2024.
Presiden mengatakan ekonomi dunia dalam kondisi yang tak pasti. Dampaknya, muncul krisis keuangan, pangan, dan energi.
"Karena covid-19 semuanya, bahkan dari 200 lebih negara 96 negara sudah menjadi pasien IMF," tuturnya.
Kondisi itu, kata Kepala Negara, diperburuk perang Ukraina dengan Rusia. Tercatat 207 juta ton gandum berhenti diekspor dari kedua negara tersebut.
"Saya berpikir waktu itu alhamdullilah Indonesia makannya beras, makanan pokok beras, tetapi ternyata yang namanya pupuk, itu bahan bakunya berasal dari Rusia dan Ukraina," jelasnya.
Harga pupuk melambung tinggi karena kesulitan bahan baku. Jokowi mencari cara agar pupuk subsidi bagi petani dapat dipenuhi.
"Sehingga di 2024 ini saya udah ngomong ke Menkeu agar subsidi pupuk ditambahkan senilai angka hitungan kita Rp14 triliun harus ditambah. Untuk menutup kekurangan pupuk yang ada di lapangan," pungkasnya.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) membeberkan alasan pupuk langka dan harganya mahal. Jokowi kerap mendapat pertanyaan dari petani mengenai hal itu sejak 2020.
"Saya itu kalau ke desa ketemu petani sejak tahun 2020 keluhannya selalu satu pupuk. utamanya pupuk bersubsidi bener? supaya bapak ibu saudara tahu ada ceritannya," ujar Presiden Jokowi saat menghadiri acara Pembinaan Petani Se-
Jawa Tengah, disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 2 Januari 2024.
Presiden mengatakan ekonomi dunia dalam kondisi yang tak pasti. Dampaknya, muncul krisis keuangan, pangan, dan energi.
"Karena covid-19 semuanya, bahkan dari 200 lebih negara 96 negara sudah menjadi pasien IMF," tuturnya.
Kondisi itu, kata Kepala Negara, diperburuk perang Ukraina dengan Rusia. Tercatat 207 juta ton gandum berhenti diekspor dari kedua negara tersebut.
"Saya berpikir waktu itu alhamdullilah Indonesia makannya beras, makanan pokok beras, tetapi ternyata yang namanya pupuk, itu bahan bakunya berasal dari Rusia dan Ukraina," jelasnya.
Harga pupuk melambung tinggi karena kesulitan bahan baku. Jokowi mencari cara agar pupuk subsidi bagi petani dapat dipenuhi.
"Sehingga di 2024 ini saya udah ngomong ke Menkeu agar subsidi pupuk ditambahkan senilai angka hitungan kita Rp14 triliun harus ditambah. Untuk menutup kekurangan pupuk yang ada di lapangan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)