Jakarta. Akhir bulan ini Partai Demokrat menggelar survey untuk mengetahui siapa peserta konvensi yang akan dijagokannya dalam Pilpres 2014. Kepada 11 orang peserta konvensi. Ketum DPP PD Susilo B. Yudhoyono, mengingatkan mereka terus meningkatkan elektabilitas masing-masing.
"Teruslah berusaha, untuk mendapatkan elektabilitas setinggi-tingginya sehingga membuka peluang baru untuk Partai Demokrat untuk kemungkinan bisa mencalonkan capres-nya sendiri," kata SBY dalam surat elektronik yang dikirim oleh tim media Partai Demokrat, Kamis (17/4/2014).
Sebelas peserta konvensi capres menurutnya adalah para tokoh yang mempunyai kemampuan dan pengalaman empirik untuk jadi bagian dari penyelenggaraan pemerintahan negara. Warga masyarakat pun sudah tidak asing dengan kiprah mereka.
"Saya kira rakyat tahu kesebelas peserta konvensi itu tokoh-tokoh yang punya potensi yang baik, kemampuan yang baik, bahkan pengalaman empirik untuk ikut bagian dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan," ujar SBY.
"Tinggal bagaimana mereka meningkatkan elektabilitasnya," sambungnya.
Menyusul hasil hitung cepat yang menunjukkkan perolehan suaranya dalam Pemilu 2014 hanya 10%, muncul keraguan PD dapat bebas mengusung bakal capresnya. Kelanjutan konvensi capres pun dipertanyakan bahkan salah seorang pesertanya, Marzukie Ali, berpendapat lebih baik ajang tersebut dibubar.
Selain Marzukie Alie yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR, peserta lain konvensi capres adalah Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Pramono Edhie Wibowo (mantan KSAD), Gita Wirjawan (mantan Menteri Perdagangan), Hayono Isman (politisi PD), Anies Baswedan (akademisi), Dino Patti Djalal (mantan Dubes RI untuk AS), Irman Gusman (Ketua DPD), Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulut), Ali Masykur Musa (anggota BPK) dan Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI).
Sejak konvensi digelar pada akhir tahun lalu, mereka telah bersafari ke berbagai daerah untuk melakukan debat terbuka tentang visi dan misinya. Namun berbagai hasil jajak pendapat menyebutkan popularitas dan elektabilitas mereka masih kalah telak bila dibandingkan Jokowi.
Jakarta. Akhir bulan ini Partai Demokrat menggelar survey untuk mengetahui siapa peserta konvensi yang akan dijagokannya dalam Pilpres 2014. Kepada 11 orang peserta konvensi. Ketum DPP PD Susilo B. Yudhoyono, mengingatkan mereka terus meningkatkan elektabilitas masing-masing.
"Teruslah berusaha, untuk mendapatkan elektabilitas setinggi-tingginya sehingga membuka peluang baru untuk Partai Demokrat untuk kemungkinan bisa mencalonkan capres-nya sendiri," kata SBY dalam surat elektronik yang dikirim oleh tim media Partai Demokrat, Kamis (17/4/2014).
Sebelas peserta konvensi capres menurutnya adalah para tokoh yang mempunyai kemampuan dan pengalaman empirik untuk jadi bagian dari penyelenggaraan pemerintahan negara. Warga masyarakat pun sudah tidak asing dengan kiprah mereka.
"Saya kira rakyat tahu kesebelas peserta konvensi itu tokoh-tokoh yang punya potensi yang baik, kemampuan yang baik, bahkan pengalaman empirik untuk ikut bagian dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan," ujar SBY.
"Tinggal bagaimana mereka meningkatkan elektabilitasnya," sambungnya.
Menyusul hasil hitung cepat yang menunjukkkan perolehan suaranya dalam Pemilu 2014 hanya 10%, muncul keraguan PD dapat bebas mengusung bakal capresnya. Kelanjutan konvensi capres pun dipertanyakan bahkan salah seorang pesertanya, Marzukie Ali, berpendapat lebih baik ajang tersebut dibubar.
Selain Marzukie Alie yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR, peserta lain konvensi capres adalah Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Pramono Edhie Wibowo (mantan KSAD), Gita Wirjawan (mantan Menteri Perdagangan), Hayono Isman (politisi PD), Anies Baswedan (akademisi), Dino Patti Djalal (mantan Dubes RI untuk AS), Irman Gusman (Ketua DPD), Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulut), Ali Masykur Musa (anggota BPK) dan Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI).
Sejak konvensi digelar pada akhir tahun lalu, mereka telah bersafari ke berbagai daerah untuk melakukan debat terbuka tentang visi dan misinya. Namun berbagai hasil jajak pendapat menyebutkan popularitas dan elektabilitas mereka masih kalah telak bila dibandingkan Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)