medcom.id, Jakarta: Budayawan Franz Magnis Suseno menegaskan peringatan HUT ke-70 RI pada 17 Agustus 2015 harus dijadikan momen untuk benar-benar memaknai Pancasila.
"Pancasila jangan hanya sebagai hiasan di dinding, tetapi hakikatnya Pancasila adalah kesepakatan bangsa," kata Franz di Jakarta, Minggu (16/8/2015).
Pancasila, tambah pria yang juga dikenal sebagai dosen dan Filsafat ini, merupakan kesepakatan bangsa dalam menerima identitas pada setiap perbedaan. Namun, hal ini justru ditentang pihak yang memiliki kepentingan sendiri. Tapi semua itu bukan persoalan selama semua pihak mau memperjuangkan.
"Jangan menyerah. Kelompok-kelompok kecil juga sama-sama bangsa Indonesia. Sama-sama manusia," tambah pria bernama lengkap Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis ini.
Tiap sila dalam Pancasila memiliki makna mendalam. Pria kelahiran German 26 Mei 1936 ini memaknai sila pertama adalah meyakini adanya Tuhan dalam hati semua rakyat Indonesia. Sila kedua dimaknai dengan menolak adanya kekerasan pada nilai-nilai manusia. Sila ketiga, mengenai pentingnya persatuan bangsa. Selanjutnya sila keempat, dimaknai jangan sampai demokrasi yang sudah ada hilang begitu saja, serta sila kelima adalah yang terus masih diperjuangkan yakni keadilan sosial.
Ke depan, budayawan yang akrab disapa Romo Magnis ini berharap pemerintah konsisten dalam melindungi kaum minoritas dan tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.
"Saya juga berharap, KPK diberi kekuatan kembali untuk memerangi korupsi," ujar dia.
Selain itu, dia juga berharap pemerintah serius dalam mengatasi melambatnya perekonomian Indonesia yang terjadi pada semester pertama tahun ini.
medcom.id, Jakarta: Budayawan Franz Magnis Suseno menegaskan peringatan HUT ke-70 RI pada 17 Agustus 2015 harus dijadikan momen untuk benar-benar memaknai Pancasila.
"Pancasila jangan hanya sebagai hiasan di dinding, tetapi hakikatnya Pancasila adalah kesepakatan bangsa," kata Franz di Jakarta, Minggu (16/8/2015).
Pancasila, tambah pria yang juga dikenal sebagai dosen dan Filsafat ini, merupakan kesepakatan bangsa dalam menerima identitas pada setiap perbedaan. Namun, hal ini justru ditentang pihak yang memiliki kepentingan sendiri. Tapi semua itu bukan persoalan selama semua pihak mau memperjuangkan.
"Jangan menyerah. Kelompok-kelompok kecil juga sama-sama bangsa Indonesia. Sama-sama manusia," tambah pria bernama lengkap Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis ini.
Tiap sila dalam Pancasila memiliki makna mendalam. Pria kelahiran German 26 Mei 1936 ini memaknai sila pertama adalah meyakini adanya Tuhan dalam hati semua rakyat Indonesia. Sila kedua dimaknai dengan menolak adanya kekerasan pada nilai-nilai manusia. Sila ketiga, mengenai pentingnya persatuan bangsa. Selanjutnya sila keempat, dimaknai jangan sampai demokrasi yang sudah ada hilang begitu saja, serta sila kelima adalah yang terus masih diperjuangkan yakni keadilan sosial.
Ke depan, budayawan yang akrab disapa Romo Magnis ini berharap pemerintah konsisten dalam melindungi kaum minoritas dan tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.
"Saya juga berharap, KPK diberi kekuatan kembali untuk memerangi korupsi," ujar dia.
Selain itu, dia juga berharap pemerintah serius dalam mengatasi melambatnya perekonomian Indonesia yang terjadi pada semester pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)