medcom.id, Jakarta: Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan, NKRI dan Pancasila tak bisa dipisahkan dari ulama. Sebab, peran pemuka agama Islam dalam membangun negara ini cukup besar.
"Para pendiri negeri ini telah meletakkan dasar-dasar negara. Bung Karno, Bung Hatta, para ulama juga, jangan lupa," kata Zulkifli dalam sosialisasi empat pilar di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu 5 Agustur 2017.
Dihadapan peserta sosialisasi, politikus PAN itu menyebutkan banyak ulama yang memegang peranan penting dalam meraih kemerdekaan. Sehingga, Indonesia bisa berdiri dan berdaulat seperti saat ini.
"Ini fakta sejarah, Wahid Hasyim, Kahar Muzakir, Haysim Azhari. Peran umat Islam, peran umat, ulama dicatat dengan tinta emas melalui fakta sejarah. Lahirlah Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika," ungkap dia.
Zulkifli juga menyebut peran tokoh dari Partai Masyumi, Mohammad Natsir, memperjuangkan NKRI paska kemerdekaan Indonesia. Pada 27 Desember 1949 kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar yang diikuti oleh Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (B.F.O), dan Belanda, mengubah NKRI menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).
Natsir, kata Zulkifli, dengan tegas menolak hasil Konferensi meja bundar. Penolakan itu pun disuarakan melalui mosi integral.
"Pak Natsir, 7 Agustus menggalang mosi integral, kembali kepada NKRI. Dia disebut sebagai proklamir kedua negeri kita. Kembali ke NKRI, baru ada lagi NKRI pada 7 Agustus 1950," sebut dia.
Oleh karena itu, Zulkifli sangat tidak setuju jika ada pendapat yang berkembang di tengah masyarakat bahwa ada ulama atau kelompok Islam yang ingin mengganti NKRI. Hal itu tidak sesuai perjuangan para ulama dan kelompok Islam yang mati-matian menegakkan NKRI.
"Apakah ingin tokoh-tokoh ulama, tokoh-tokoh Islam, NKRI diganti? Tidak mungkin. Fitnah itu kalau ada yang mengatakan bahwa ulama ingin mengubah Pancasila," tandas Zulkifli.
medcom.id, Jakarta: Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan, NKRI dan Pancasila tak bisa dipisahkan dari ulama. Sebab, peran pemuka agama Islam dalam membangun negara ini cukup besar.
"Para pendiri negeri ini telah meletakkan dasar-dasar negara. Bung Karno, Bung Hatta, para ulama juga, jangan lupa," kata Zulkifli dalam sosialisasi empat pilar di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu 5 Agustur 2017.
Dihadapan peserta sosialisasi, politikus PAN itu menyebutkan banyak ulama yang memegang peranan penting dalam meraih kemerdekaan. Sehingga, Indonesia bisa berdiri dan berdaulat seperti saat ini.
"Ini fakta sejarah, Wahid Hasyim, Kahar Muzakir, Haysim Azhari. Peran umat Islam, peran umat, ulama dicatat dengan tinta emas melalui fakta sejarah. Lahirlah Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika," ungkap dia.
Zulkifli juga menyebut peran tokoh dari Partai Masyumi, Mohammad Natsir, memperjuangkan NKRI paska kemerdekaan Indonesia. Pada 27 Desember 1949 kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar yang diikuti oleh Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (B.F.O), dan Belanda, mengubah NKRI menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).
Natsir, kata Zulkifli, dengan tegas menolak hasil Konferensi meja bundar. Penolakan itu pun disuarakan melalui mosi integral.
"Pak Natsir, 7 Agustus menggalang mosi integral, kembali kepada NKRI. Dia disebut sebagai proklamir kedua negeri kita. Kembali ke NKRI, baru ada lagi NKRI pada 7 Agustus 1950," sebut dia.
Oleh karena itu, Zulkifli sangat tidak setuju jika ada pendapat yang berkembang di tengah masyarakat bahwa ada ulama atau kelompok Islam yang ingin mengganti NKRI. Hal itu tidak sesuai perjuangan para ulama dan kelompok Islam yang mati-matian menegakkan NKRI.
"Apakah ingin tokoh-tokoh ulama, tokoh-tokoh Islam, NKRI diganti? Tidak mungkin. Fitnah itu kalau ada yang mengatakan bahwa ulama ingin mengubah Pancasila," tandas Zulkifli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)