medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama menilai perjuangan para pahlawan memperjuangkan ideologi Pancasila tidak sia-sia. Menurutnya, sejauh ini Indonesia cukup berhasil menjalankan ideologi Pancasila.
Ahok mengenang pengorbanan para pahlawan. Hari ini, ia menghadiri upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur. "Kita bisa lihat pengorbanan ini tidak sia-sia. Selama 71 tahun (merdeka) kita begitu baik," kata Ahok, Minggu (1/10/2016).
Ahok meyakini, pengorbanan para pahlawan lah yang membuat Bangsa Indonesia mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan. Dalam konteks kekinian, Ahok tidak rela hasil perjuangan para pahlawan diusik segelintir orang.
Ahok bilang, dirinya akan melawan siapa saja yang menentang Pancasila.
"Sudah dikorbankan darah dan nyawa, bukan sekadar keringat. Kalau yang dikorbankan darah dan nyawa, tidak mungkin arwah para pahlawan mau membiarkan negara ini hancur oleh orang-orang yang membongkar Pancasila, tidak mungkin," tegas Ahok.
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti dipimpin Presiden Joko Widodo. Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPR Ade Komarudin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, para menteri, dan perwakilan negara-negara sahabat.
Pada 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Mengenai siapa penggiat dan motifnya, masih menjadi perdebatan.
Otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965-1966.
Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta.
Gejolak yang timbul akibat G30S pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama menilai perjuangan para pahlawan memperjuangkan ideologi Pancasila tidak sia-sia. Menurutnya, sejauh ini Indonesia cukup berhasil menjalankan ideologi Pancasila.
Ahok mengenang pengorbanan para pahlawan. Hari ini, ia menghadiri upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur. "Kita bisa lihat pengorbanan ini tidak sia-sia. Selama 71 tahun (merdeka) kita begitu baik," kata Ahok, Minggu (1/10/2016).
Ahok meyakini, pengorbanan para pahlawan lah yang membuat Bangsa Indonesia mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan. Dalam konteks kekinian, Ahok tidak rela hasil perjuangan para pahlawan diusik segelintir orang.
Ahok bilang, dirinya akan melawan siapa saja yang menentang Pancasila.
"Sudah dikorbankan darah dan nyawa, bukan sekadar keringat. Kalau yang dikorbankan darah dan nyawa, tidak mungkin arwah para pahlawan mau membiarkan negara ini hancur oleh orang-orang yang membongkar Pancasila, tidak mungkin," tegas Ahok.
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti dipimpin Presiden Joko Widodo. Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPR Ade Komarudin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, para menteri, dan perwakilan negara-negara sahabat.
Pada 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Mengenai siapa penggiat dan motifnya, masih menjadi perdebatan.
Otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965-1966.
Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta.
Gejolak yang timbul akibat G30S pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)