Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) - Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez.
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) - Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez.

Upaya Kudeta di Demokat Disebut Jadi Kendaraan Politik Pilpres 2024

Kautsar Widya Prabowo • 01 Februari 2021 19:36
Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan upaya kudeta di Demokrat dijadikan kendaraan pelaku mencalonkan diri di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pelaku berencana akan menggelar kongres luar biasa (KLB) mendepak AHY. 
 
Berdasarkan kesaksian sejumlah kader yang diajak dalam gerakan tersebut, pelaku menargetkan dapat memengaruhi 360 orang pemegang suara. Angka itu sebagai syarat dilaksanakannya KLB.
 
"Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka mengeklaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya," ujar Agus dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 1 Februari 2021.

Hal tersebut diutarakan para elite dan kader Demokrat pada AHY. Petinggi dan kader partai berlambang bintang mercy diiming-imingi uang dalam jumlah besar untuk mengganti Ketum Demokrat.
 
"Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat," tuturnya.
 
Baca: Merasa Bakal Dikudeta dari Demokrat, AHY Kirim Surat ke Jokowi
 
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kata AHY, gerakan itu melibatkan pihak-pihak di lingkaran sekitar Presiden Joko Widodo (Jokowi). Seperti menteri dan pejabat tinggi lainnya.
 
"Tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasidari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," ujar AHY.
 
Selain itu, sejumlah kader dan mantan kader Partai Demokrat turut terlibat. AHY mengatakan gerakan take over dilakukan secara sistematis.
 
Menurut dia, ada lima pelaku dalam dugaan kudeta ini. Terdiri atas satu kader Demokrat aktif dan satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif.
 
"Kemudian satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu," kata AHY.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan