Jakarta: Mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat kiasan. Andi mengamsalkan Jokowi tengah menabur garam untuk awan demokrasi Indonesia.
"Jokowi tengah menabur garam, agak mendung sedikit demokrasi kita," kata mantan Sekretaris Kabinet ini saat diwawancarai di kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, dikutip Medcom.id, Jumat, 3 November 2023.
Andi menduga taburan garam ini timbul dari pergeseran sikap Jokowi. Meski tak gamblang diperlihatkan, pergeseran Jokowi ini tampak dari sejumlah keputusan kontroversial.
Andi mencontohkan keputusan MK mengabulkan uji materi UU Pemilu. Keputusan itu menjadi tiket Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden. Andi melihat keputusan tersebut mengusik awan demokrasi.
Fakta lain dari mulai meredupnya awan demokrasi, lanjut Andi, adalah sikap para aktivis demokrasi tahun 1998. Mereka mulai bersuara lagi. Banyak pula yang mengkritisi.
"Sekarang ini seperti ada reuni dari para aktivis 98 karena pergeseran Jokowi," kata Andi.
Baca: Sistem Bernegara Indonesia Rusak, Pakar Butuh Perombakan Besar
Andi berharap mendungnya demokrasi akibat pergeseran Jokowi ini tak lantas memburuk. Andi juga mengingatkan Jokowi untuk berhitung ketika mencoba beradu dengan arus demokrasi
"Jangan sampai hujan deras. Jangan sampai hujan petir. Pastikan langit demokrasi cerah lagi," kata Andi yang juga mantan Sekretaris Kabinet di era Jokowi pertama kali memimpin.
Agar mendung tak berubah hujan, Andi meminta Jokowi untuk mengubah sikap. Memastikan agar netralitas dia sebagai kepala negara tetap dijaga.
"Jangan netralitas. Tidak ada tindakan miring-miring dari aparat," ujar dia.
Jakarta: Mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengingatkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat kiasan. Andi mengamsalkan Jokowi tengah menabur garam untuk awan
demokrasi Indonesia.
"Jokowi tengah menabur garam, agak mendung sedikit demokrasi kita," kata mantan Sekretaris Kabinet ini saat diwawancarai di kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, dikutip
Medcom.id, Jumat, 3 November 2023.
Andi menduga taburan garam ini timbul dari pergeseran sikap Jokowi. Meski tak gamblang diperlihatkan, pergeseran Jokowi ini tampak dari sejumlah keputusan kontroversial.
Andi mencontohkan keputusan MK mengabulkan uji materi UU Pemilu. Keputusan itu menjadi tiket Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden. Andi melihat keputusan tersebut mengusik awan demokrasi.
Fakta lain dari mulai meredupnya awan demokrasi, lanjut Andi, adalah sikap para aktivis demokrasi tahun 1998. Mereka mulai bersuara lagi. Banyak pula yang mengkritisi.
"Sekarang ini seperti ada reuni dari para aktivis 98 karena pergeseran Jokowi," kata Andi.
Baca: Sistem Bernegara Indonesia Rusak, Pakar Butuh Perombakan Besar
Andi berharap mendungnya demokrasi akibat pergeseran Jokowi ini tak lantas memburuk. Andi juga mengingatkan Jokowi untuk berhitung ketika mencoba beradu dengan arus demokrasi
"Jangan sampai hujan deras. Jangan sampai hujan petir. Pastikan langit demokrasi cerah lagi," kata Andi yang juga mantan Sekretaris Kabinet di era Jokowi pertama kali memimpin.
Agar mendung tak berubah hujan, Andi meminta Jokowi untuk mengubah sikap. Memastikan agar netralitas dia sebagai kepala negara tetap dijaga.
"Jangan netralitas. Tidak ada tindakan miring-miring dari aparat," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)