Jakarta: Pernyataan Affandi Ismail yang mengantasnamakan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) terkait seruan HMI bersama rakyat memanggil revolusi Indonesia 'Jokowi Harus Turun' disebut tindakan makar. Seruan itu bahkan dinilai hanya mencari sensasi semata.
Formatur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO) BADKO Jawa Bagian Barat (Jabagbar), Dede Kholidin, menilai Indonesia saat ini tengah menghadapi kondisi darurat covid-19. Sehingga, mahasiswa dan pemerintah seharusnya saling bersinergi serta fokus mencari solusi agar kondisi ini segera berakhir.
“Bukan mengeluarkan statement berupa propaganda yang dapat menimbulkan kericuhan baru. Kita ribut-ribut mau apa, ini Indonesia sedang darurat covid-19. Kita sibuk-sibuk mengkritik pemerintah, pemerintah juga kan pusing sedang mencari cara bagaimana menangani covid-19 ini," kata Dede saat dihubungi wartawan, Kamis, 1 Juni 2021.
Menurut dia, mahasiswa bisa bersinergi dengan pemerintah mencari solusi terbaik dalam menangani pandemi covid-19. Bukan saling mengkritik dan hanya mencari sensasi.
Baca: Jokowi Minta Kampus Tak Menghalangi Mahasiswa Berekspresi
Dede juga menegaskan HMI-MPO BADKO Jawa Bagian Bara tidak terlibat dan tidak bertanggung jawab atas pernyataan Affandi Ismail yang mengatasnamakan HMI MPO tersebut. Menurut dia, pernyataan tersebut hanya untuk kepentingan pribadi Affandi dan bukan HMI MPO secara keseluruhan.
"Dari kader-kader saya sempat menghubungi (Affandi), namun karena Affandi terlalu sibuk dan selalu ke luar kota, kami juga belum tahu apa alasan Affandi Ismail membuat kritikan seperti itu. Kita harus klarifikasi maksud dan alasan di belakangnya atau kah itu hanya inisiatifnya sendiri,” kata Dede.
Dede menilai sikap yang dikeluarkan Affandi sangat liar dan berbahaya, terutama dengan mengatasnamakan mahasiswa. Pernyataan tersebut menjurus pada sebuah propaganda dan sangat miris dengan kondisi pemerintah yang saat ini tengah berperang melawan lonjakan kasus covid-19.
"Sangat meresahkan, seharusnya bantu pemerintah dengan solusi agar covid-19 ini selesai. Bagaimana kondisi Indonesia kembali pulih, jika propaganda terus terjadi," kata Dede.
Dede mewakili HMI-MPO BADKO Jawa Bagian Barat mengajak kepada para mahasiswa dan kader HMI untuk bersinergi dan fokus mendukung penanganan covid-19. "aya berharap kedepannya MHI bersatu kembali dan berinergi dengan pemerintah untuk mendorong kemajuan tanah air. Kita sebagai mahasiswa dan kader MHI harus turut berperan dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia," tegas dia.
Jakarta: Pernyataan Affandi Ismail yang mengantasnamakan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) terkait seruan HMI bersama rakyat memanggil revolusi Indonesia '
Jokowi Harus Turun' disebut tindakan makar. Seruan itu bahkan dinilai hanya mencari sensasi semata.
Formatur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO) BADKO Jawa Bagian Barat (Jabagbar), Dede Kholidin, menilai Indonesia saat ini tengah menghadapi kondisi darurat covid-19. Sehingga, mahasiswa dan pemerintah seharusnya saling bersinergi serta fokus mencari solusi agar kondisi ini segera berakhir.
“Bukan mengeluarkan statement berupa propaganda yang dapat menimbulkan kericuhan baru. Kita ribut-ribut mau apa, ini Indonesia sedang darurat covid-19. Kita sibuk-sibuk mengkritik pemerintah, pemerintah juga kan pusing sedang mencari cara bagaimana menangani covid-19 ini," kata Dede saat dihubungi wartawan, Kamis, 1 Juni 2021.
Menurut dia, mahasiswa bisa bersinergi dengan pemerintah mencari solusi terbaik dalam menangani
pandemi covid-19. Bukan saling mengkritik dan hanya mencari sensasi.
Baca:
Jokowi Minta Kampus Tak Menghalangi Mahasiswa Berekspresi
Dede juga menegaskan HMI-MPO BADKO Jawa Bagian Bara tidak terlibat dan tidak bertanggung jawab atas pernyataan Affandi Ismail yang mengatasnamakan HMI MPO tersebut. Menurut dia, pernyataan tersebut hanya untuk kepentingan pribadi Affandi dan bukan HMI MPO secara keseluruhan.
"Dari kader-kader saya sempat menghubungi (Affandi), namun karena Affandi terlalu sibuk dan selalu ke luar kota, kami juga belum tahu apa alasan Affandi Ismail membuat kritikan seperti itu. Kita harus klarifikasi maksud dan alasan di belakangnya atau kah itu hanya inisiatifnya sendiri,” kata Dede.
Dede menilai sikap yang dikeluarkan Affandi sangat liar dan berbahaya, terutama dengan mengatasnamakan mahasiswa. Pernyataan tersebut menjurus pada sebuah propaganda dan sangat miris dengan kondisi pemerintah yang saat ini tengah berperang melawan lonjakan kasus covid-19.
"Sangat meresahkan, seharusnya bantu pemerintah dengan solusi agar covid-19 ini selesai. Bagaimana kondisi Indonesia kembali pulih, jika propaganda terus terjadi," kata Dede.
Dede mewakili HMI-MPO BADKO Jawa Bagian Barat mengajak kepada para
mahasiswa dan kader HMI untuk bersinergi dan fokus mendukung penanganan covid-19. "aya berharap kedepannya MHI bersatu kembali dan berinergi dengan pemerintah untuk mendorong kemajuan tanah air. Kita sebagai mahasiswa dan kader MHI harus turut berperan dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)