Ilustrasi. (Metrotvnews.com)
Ilustrasi. (Metrotvnews.com)

Kesadaran tentang Keamanan Sistem Informasi Dinilai Perlu Ditingkatkan

05 Januari 2018 13:06
Jakarta: Pakar Digital Forensik Ruby Alamsyah menyebut peluang Indonesia menjadi sasaran serangan siber masih cukup tinggi. Jika diilustrasikan dengan peringkat 1-10, Indonesia berada di angka 8.
 
Tingkat IT security awareness di instansi pemerintahan maupun masyarakat yang masih rendah membuat Indonesia menjadi salah satu negara target serangan siber global paling mudah.
 
"Di sinilah badan sebesar Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ini berfungsi koordinatif terhadap pengamanan siber di Indonesia," katanya, dalam Metro Pagi Primetime, Jumat 5 Januari 2017.

Ruby menilai pembentukan BSSN sudah tepat sebab jika hanya mengandalkan Kementerian Kominfo atau kepolisian saja, antisipasi terhadap serangan siber tidak maksimal. Terlebih, dengan sumber daya manusia, teknologi, hingga kewenangan yang terbatas membuat antisipasi dan penanganan terhadap serangan siber lambat.
 
Pembentukan BNN juga bisa dijadikan sebagai ikon negara, bahwa Indonesia sudah memiliki badan siber skala nasional yang diharapkan membuat pelaku serangan siber mengurungkan niat untuk melakukan serangan.
 
"Pelaku kriminal di internet, organize crime, atau pihak asing yang hendak melakukan cyber crime di Indonesia akan mulai berpikir ulang karena Indonesia sudah punya BSSN," katanya.
 
Ia menambahkan, sistem keamanan di Indonesia cenderung 'telanjang', tak perlu penyerang siber selevel spionase asing seperti di negara-negara maju, hacker biasa pun masih bisa dengan mudah mengakses data penting di Indonesia.
 
"Untuk itu BSSN perlu hadir menangani hal tersebut, bukan sekadar hoaks. Hoaks dan ujaran kebencian terkesan terlalu politis dan lingkupnya sangat kecil dibandingkan sebuah lembaga sebesar BSSN," jelasnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan