medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengajak kader Partai Amanat Nasional (PAN) untuk melawan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan sebagai cita-cita dari Reformasi. Ketiga hal itu dilihat sebagai bahaya laten pada era reformasi dan harus diperbaiki.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN. "Untuk menuntaskan agenda reformasi, kita butuh persatuan, gotong royong, dan kesatuan gerak seluruh elemen bangsa termasuk kader PAN," kata Luhut mewakili Jokowi dalam pembukaan Rakernas PAN di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2016) malam.
Luhut mengatakan, bagi Presiden Jokowi, PAN merupakan partai yang selalu mengingatkannya pada cita-cita Reformasi tersebut. Sebab, PAN lahir dari Reformasi.
"Sebagai partai politik, PAN memiliki jejak sejarah istimewa, karena lahir dari rahim Reformasi, lahir dari semangat Reformasi, dan didirikan oleh tokoh yang berkehendak mewujudkan Indonesia baru," jelas Luhut.
Saat kunjungan Presiden ke Korea Selatan pertengahan Mei lalu, seorang WNI bertanya pada Jokowi soal masalah paling rumit yang dituntaskan oleh Presiden. Pertama, Jokowi menjawab korupsi.
"Kalau kita mengingat makna reformasi, memang menuntut penghapusan korupsi, kolusi, dan nepotisme," kata Luhut.
Kemudian pemerintah Indonesia masih kesulitan dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Pengangguran di Indonesia pun masih terbilang tinggi. "Pengangguran kita 5,6 persen dikali 250 juta penduduk, bukanlah angka yang kecil," jelas Luhut.
Ketiga, permasalahan yang sedang dihadapi pemerintah ialah soal kesenjangan penduduk Indonesia. Rasio gini Indonesia saat ini masih 0,40. "Tiga hal ini lah yang sesungguhnya bahaya laten dari amanat Reformasi yang harus kita tuntaskan," pungkas Luhut.
Rakernas dan Silatnas PAN diselenggarakan pada 27-30 Mei 2016. Tema Rakernas PAN kali ini yaitu 'Meneguhkan Identitas Keindonesiaan Kita'. Usai pembukaan, rapat dilanjutkan di Hotel Mercure Kemayoran.
Pembukaan Rakernas awalnya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Namun presiden berhalangan hadir, kemudian diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Rakernas dihadiri oleh ribuan kader PAN, baik dari legislatif maupun ekskutif. Selain itu nampak pula Wakil Ketua MPR RI Usman Sapta, Ketua DPR RI Ade Komarudin, Ketua DPD RI Irman Gusman, Ketua BPK RI Harry Azhar Aziz, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Sekjen PPP Asrul Sani, Ketua Umum Perindo Hary Tanoe Sudibyo, Sekjen PKS Mustafa Kemal, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, dan perwakilan dari Hanura, Nasdem, dan PKPI.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengajak kader Partai Amanat Nasional (PAN) untuk melawan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan sebagai cita-cita dari Reformasi. Ketiga hal itu dilihat sebagai bahaya laten pada era reformasi dan harus diperbaiki.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN. "Untuk menuntaskan agenda reformasi, kita butuh persatuan, gotong royong, dan kesatuan gerak seluruh elemen bangsa termasuk kader PAN," kata Luhut mewakili Jokowi dalam pembukaan Rakernas PAN di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2016) malam.
Luhut mengatakan, bagi Presiden Jokowi, PAN merupakan partai yang selalu mengingatkannya pada cita-cita Reformasi tersebut. Sebab, PAN lahir dari Reformasi.
"Sebagai partai politik, PAN memiliki jejak sejarah istimewa, karena lahir dari rahim Reformasi, lahir dari semangat Reformasi, dan didirikan oleh tokoh yang berkehendak mewujudkan Indonesia baru," jelas Luhut.
Saat kunjungan Presiden ke Korea Selatan pertengahan Mei lalu, seorang WNI bertanya pada Jokowi soal masalah paling rumit yang dituntaskan oleh Presiden. Pertama, Jokowi menjawab korupsi.
"Kalau kita mengingat makna reformasi, memang menuntut penghapusan korupsi, kolusi, dan nepotisme," kata Luhut.
Kemudian pemerintah Indonesia masih kesulitan dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Pengangguran di Indonesia pun masih terbilang tinggi. "Pengangguran kita 5,6 persen dikali 250 juta penduduk, bukanlah angka yang kecil," jelas Luhut.
Ketiga, permasalahan yang sedang dihadapi pemerintah ialah soal kesenjangan penduduk Indonesia. Rasio gini Indonesia saat ini masih 0,40. "Tiga hal ini lah yang sesungguhnya bahaya laten dari amanat Reformasi yang harus kita tuntaskan," pungkas Luhut.
Rakernas dan Silatnas PAN diselenggarakan pada 27-30 Mei 2016. Tema Rakernas PAN kali ini yaitu 'Meneguhkan Identitas Keindonesiaan Kita'. Usai pembukaan, rapat dilanjutkan di Hotel Mercure Kemayoran.
Pembukaan Rakernas awalnya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Namun presiden berhalangan hadir, kemudian diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Rakernas dihadiri oleh ribuan kader PAN, baik dari legislatif maupun ekskutif. Selain itu nampak pula Wakil Ketua MPR RI Usman Sapta, Ketua DPR RI Ade Komarudin, Ketua DPD RI Irman Gusman, Ketua BPK RI Harry Azhar Aziz, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Sekjen PPP Asrul Sani, Ketua Umum Perindo Hary Tanoe Sudibyo, Sekjen PKS Mustafa Kemal, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, dan perwakilan dari Hanura, Nasdem, dan PKPI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)