Jakarta: Badan Restorasi Gambut (BRG) menggandeng sejumlah ilmuwan merumuskan formula terbaik pemanfaatan gambut. Kajian itu diharapkan bisa memaksimalkan ekosistem gambut.
"Pertemuan ilmiah nasional ini untuk mengoptimalkan ilmu pengetahuan dan inovasi riset terkait neraca dan tata kelola air ekosistem gambut untuk 2020," kata Kepala BRG Nazir Foead di Mercure Convention Center, Jakarta Utara, Selasa, 26 November 2019.
Nazir menjelaskan pertemuan tersebut bakal mendiskusikan integrasi pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan gambut. Para ilmuwan membahas tata kelola air yang mendukung restorasi berbasis kesatuan hidrologis gambut (KHG).
Kepala BRG menekankan perlu pendekatan komprehensif, holistik, dan integratif, memulihkan ekosistem gambut. Pendekatan itu melengkapi strategi 3R (rewetting, revegatation, dan revitalization) yang digunakan merestorasi gambut.
"Para pemangku harus mendukung dan berpartisipasi dalam proses perbaikan ekosistem gambut di KHG," kata Kepala BRG itu.
Riset memiliki peran penting dalam program restorasi gambut di Indonesia. Topik dalam pertemuan ilmuwan nasional ini pun dipilih berdasarkan strategi 3R. Nazir berharap hasil pertemuan ini memberikan manfaat terhadap pengelolaan ekosistem gambut di masa depan.
“Apalagi restorasi lahan gambut dalam satu hamparan KHG agar ada pemahaman yang sama perihal tata kelola air di lahan gambut.” jelas Nazir.
Restorasi KHG memiliki basis ilmiah kuat berdasarkan kerja sama riset terpadu dan berkesinambungan. Nazir menjamin BRG selalu terbuka dengan dukungan riset dari pihak lain.
"Agar kelestarian ekosistem gambut tropis Indonesia terjaga,” pungkasnya.
Pertemuan Ilmiah Nasional dihadiri 139 peserta dari berbagai lembaga negara, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan universitas di Indonesia. Acara ini berlangsung sejak sejak Senin 25 November hingga Rabu 27 November 2019.
Jakarta: Badan Restorasi Gambut (BRG) menggandeng sejumlah ilmuwan merumuskan formula terbaik pemanfaatan gambut. Kajian itu diharapkan bisa memaksimalkan ekosistem gambut.
"Pertemuan ilmiah nasional ini untuk mengoptimalkan ilmu pengetahuan dan inovasi riset terkait neraca dan tata kelola air ekosistem gambut untuk 2020," kata Kepala BRG Nazir Foead di Mercure Convention Center, Jakarta Utara, Selasa, 26 November 2019.
Nazir menjelaskan pertemuan tersebut bakal mendiskusikan integrasi pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan gambut. Para ilmuwan membahas tata kelola air yang mendukung restorasi berbasis kesatuan hidrologis gambut (KHG).
Kepala BRG menekankan perlu pendekatan komprehensif, holistik, dan integratif, memulihkan ekosistem gambut. Pendekatan itu melengkapi strategi 3R (
rewetting, revegatation, dan
revitalization) yang digunakan merestorasi gambut.
"Para pemangku harus mendukung dan berpartisipasi dalam proses perbaikan ekosistem gambut di KHG," kata Kepala BRG itu.
Riset memiliki peran penting dalam program restorasi gambut di Indonesia. Topik dalam pertemuan ilmuwan nasional ini pun dipilih berdasarkan strategi 3R. Nazir berharap hasil pertemuan ini memberikan manfaat terhadap pengelolaan ekosistem gambut di masa depan.
“Apalagi restorasi lahan gambut dalam satu hamparan KHG agar ada pemahaman yang sama perihal tata kelola air di lahan gambut.” jelas Nazir.
Restorasi KHG memiliki basis ilmiah kuat berdasarkan kerja sama riset terpadu dan berkesinambungan. Nazir menjamin BRG selalu terbuka dengan dukungan riset dari pihak lain.
"Agar kelestarian ekosistem gambut tropis Indonesia terjaga,” pungkasnya.
Pertemuan Ilmiah Nasional dihadiri 139 peserta dari berbagai lembaga negara, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan universitas di Indonesia. Acara ini berlangsung sejak sejak Senin 25 November hingga Rabu 27 November 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)