medcom.id, Blitar: Keluarga Bung Karno prihatin dengan de-soekarnoisasi pada masa Orde Baru. De-soekarnoisasi telah mencampur Soekarno sebagai pemikir dan ideolog dengan (tokoh) politik.
Demikian diungkapkan Puan Maharani mewakili keluarga besar Bung Karno dalam upacara peringatan Hari Pancasila di Alun-Alun Kota Blitar, Senin (1/6/2015). Upacara dipimpin Presiden Joko Widodo dan dihadiri Megawati Soekarnoputri, mantan Wapres Boediono, pimpian MPR, menteri Kabinet Kerja, serta ribuan warga Blitar.
Puan menegaskan bahwa peristiwa poltik tidak boleh mendistorsi sejarah bangsa terlebih menyangkut ideologi bangsa. Karena itu, pemerintah harus mengambil keputusan untuk menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari Lahir Pancasila.
"Sudah saatnya pemerintah untuk mengambil keputusan menetapkan 1 Juni sebagai hari Lahir Pancasila dan sebagai hari besar nasional," kata putri Megawati itu disambut tepuk tangan hadirin.
Dengan keputusan itu, lanjut Puan, akan melengkapi keputusan pemerintah yang menetapkan tanggal 18 Agustus sebagai Hari Konstitusi sejak tahun 2008.
Pada kesempatan itu, Puan juga menyampaikan terimakasih kepada MPR 2014-2019yang telah melanjutkan kegiatan sosialisasi Empat Pilar yang diprakarsai Taufiq Kiemas. "8 Juni 2015, dua tahun beliau pergi meninggalkan kita setelah menghadiri peringatan hari Lahir Pancasila 1 Juni 2013, bersama wakil presiden Boediono meresmikan patung Bung Karno di Pantai Timur Ende," kata Puan.
medcom.id, Blitar: Keluarga Bung Karno prihatin dengan de-soekarnoisasi pada masa Orde Baru. De-soekarnoisasi telah mencampur Soekarno sebagai pemikir dan ideolog dengan (tokoh) politik.
Demikian diungkapkan Puan Maharani mewakili keluarga besar Bung Karno dalam upacara peringatan Hari Pancasila di Alun-Alun Kota Blitar, Senin (1/6/2015). Upacara dipimpin Presiden Joko Widodo dan dihadiri Megawati Soekarnoputri, mantan Wapres Boediono, pimpian MPR, menteri Kabinet Kerja, serta ribuan warga Blitar.
Puan menegaskan bahwa peristiwa poltik tidak boleh mendistorsi sejarah bangsa terlebih menyangkut ideologi bangsa. Karena itu, pemerintah harus mengambil keputusan untuk menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari Lahir Pancasila.
"Sudah saatnya pemerintah untuk mengambil keputusan menetapkan 1 Juni sebagai hari Lahir Pancasila dan sebagai hari besar nasional," kata putri Megawati itu disambut tepuk tangan hadirin.
Dengan keputusan itu, lanjut Puan, akan melengkapi keputusan pemerintah yang menetapkan tanggal 18 Agustus sebagai Hari Konstitusi sejak tahun 2008.
Pada kesempatan itu, Puan juga menyampaikan terimakasih kepada MPR 2014-2019yang telah melanjutkan kegiatan sosialisasi Empat Pilar yang diprakarsai Taufiq Kiemas. "8 Juni 2015, dua tahun beliau pergi meninggalkan kita setelah menghadiri peringatan hari Lahir Pancasila 1 Juni 2013, bersama wakil presiden Boediono meresmikan patung Bung Karno di Pantai Timur Ende," kata Puan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)