medcom.id, Jakarta: Publik banyak percaya bahwa sistem pemerintahan di Singapura lebih baik dari Indonesia. Namun bukan berarti gaya pemerintahan Singapura yang menganut pemerintahan dinamis (Dynamic Governance) tak bisa ditiru.
Pakar Administrasi Negara Martani Huseini mengakui Dynamic Governance dapat diterapkan dan ditiru Indonesia. Tapi dia menegaskan, pemerintahan dinamis perlu dipaksakan Indonesia agar terbiasa dan membudaya untuk awalannya.
"Kalau tingkat negara yang harus dipaksa adalah akademisi, pengusaha, pemerintah dan masyarakat," Kata Martani saat ditemui di Kedai Tjikini, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2015).
Guru besar FISIP UI itu mengatakan dari segi karakteristik Indonesia dan Singapura memiliki persamaan. Indonesia masih bersifat komunal, atau masih menjunjung kekerabatan.
Namun jika ditelisik lebih dalam, dibutuhkan seorang pemimpin pemerintah yang revolusiner dan berpandangan jauh. Karena dibutuhkan seorang pemimpin yang tak lazim untuk melakukan perubahan besar-besaran.
"Cara menerapkan reformasi dinamis di Indonesia adalah melalui kepemimpinan transformatif, yang menjadi kunci perubahan radikal (besar-besaran). Sehingga (untuk perubahan) memerlukan pemimpin yang kuat dan visioner" jelas Martani.
medcom.id, Jakarta: Publik banyak percaya bahwa sistem pemerintahan di Singapura lebih baik dari Indonesia. Namun bukan berarti gaya pemerintahan Singapura yang menganut pemerintahan dinamis (Dynamic Governance) tak bisa ditiru.
Pakar Administrasi Negara Martani Huseini mengakui Dynamic Governance dapat diterapkan dan ditiru Indonesia. Tapi dia menegaskan, pemerintahan dinamis perlu dipaksakan Indonesia agar terbiasa dan membudaya untuk awalannya.
"Kalau tingkat negara yang harus dipaksa adalah akademisi, pengusaha, pemerintah dan masyarakat," Kata Martani saat ditemui di Kedai Tjikini, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2015).
Guru besar FISIP UI itu mengatakan dari segi karakteristik Indonesia dan Singapura memiliki persamaan. Indonesia masih bersifat komunal, atau masih menjunjung kekerabatan.
Namun jika ditelisik lebih dalam, dibutuhkan seorang pemimpin pemerintah yang revolusiner dan berpandangan jauh. Karena dibutuhkan seorang pemimpin yang tak lazim untuk melakukan perubahan besar-besaran.
"Cara menerapkan reformasi dinamis di Indonesia adalah melalui kepemimpinan transformatif, yang menjadi kunci perubahan radikal (besar-besaran). Sehingga (untuk perubahan) memerlukan pemimpin yang kuat dan visioner" jelas Martani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)