medcom.id, Jambi: Penyebaran gerakan radikal ISIS di Indonesia mulai meresahkan masyarakat. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, guna meredam munculnya gerakan radikal di negara ini maka dakwah di masjid harus dilakukan dengan cara moderat.
"Itulah fungsi masjid, di samping dakwah juga untuk ibadah. Dalam berdakwah itu harus yang lembut yang moderat, dan kedua harus bermanfaat bagi masyarakat," kata Wapres saat kunjungan kerja di Jambi, Sabtu (28/3/2015).
Wapres yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu mengatakan, sejarah masuknya Islam di Indonesia emang lewat cara-cara yang damai, sehingga dakwah di masjid yang moderat itu harus dipertahankan.
"Kalau tidak nanti bisa muncul paham-paham dan gerakan radikal," ujarnya.
Gerakan-gerakan radikal seperti paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai masuk ke Indonesia dan sudah merambah ke siswa-siswa di sekolah lewat buku-buku pelajaran. Wapres pun mengakui adanya kasus pelajaran murid sekolah yang berisikan ajaran ISIS. Namun, karena masih berupa pemikiran dan bukan tindakan, maka tidak bisa diberi hukuman.
"Orang dihukum karena perbuatannya bukan pikirannya, karena itu harus dilawan dengan dakwah yang baik," ujar Wapres.
medcom.id, Jambi: Penyebaran gerakan radikal ISIS di Indonesia mulai meresahkan masyarakat. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, guna meredam munculnya gerakan radikal di negara ini maka dakwah di masjid harus dilakukan dengan cara moderat.
"Itulah fungsi masjid, di samping dakwah juga untuk ibadah. Dalam berdakwah itu harus yang lembut yang moderat, dan kedua harus bermanfaat bagi masyarakat," kata Wapres saat kunjungan kerja di Jambi, Sabtu (28/3/2015).
Wapres yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu mengatakan, sejarah masuknya Islam di Indonesia emang lewat cara-cara yang damai, sehingga dakwah di masjid yang moderat itu harus dipertahankan.
"Kalau tidak nanti bisa muncul paham-paham dan gerakan radikal," ujarnya.
Gerakan-gerakan radikal seperti paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai masuk ke Indonesia dan sudah merambah ke siswa-siswa di sekolah lewat buku-buku pelajaran. Wapres pun mengakui adanya kasus pelajaran murid sekolah yang berisikan ajaran ISIS. Namun, karena masih berupa pemikiran dan bukan tindakan, maka tidak bisa diberi hukuman.
"Orang dihukum karena perbuatannya bukan pikirannya, karena itu harus dilawan dengan dakwah yang baik," ujar Wapres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)