Jakarta: Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, diwanti-wanti selektif dalam memilih menteri. Jangan mengutamakan tim sukses untuk menjadi pembantunya di pemerintahan karena punya jasa saat Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, merespons sejumlah nama calon menteri yang mulai beredar ke publik. Salah satu yang paling menjadi perhatian adalah kandidat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengganti Erick Thohir, seperti Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani, Muliaman Hadad, hingga Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
"Sebagai evaluasi salah satu alternatif kata kuncinya sebisa mungkin hindari orang-orang yang berjasa atau paling tidak dalam aktivitas pilpres kemarin terlibat secara utama salah satunya adalah timses," kata Dedi dalam diskusi Polemik Trijaya 'Menerawang Kabinet Ekonomi Prabowo,' dilansir pada Minggu, 29 September 2024.
Dedi berharap pemerintahan Prabowo-Gibran dapat memperbaiki perekonomian Indonesia dengan melakukan transformasi di tubuh BUMN. Salah satunya memilih sosok profesional dengan menghindari orang yang berjasa atau terlibat aktif dalam Pilpres 2024.
Dia pun menceritakan di pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir punya banyak beban dalam aktivitas ekonomi maupun politik.
"Pertemanan dan kepentingan politik yang terlalu besar mau tidak mau itu tidak bisa dihindari oleh Erick Thohir, karena mungkin ia adalah tokoh yang telah berjasa dalam proses pemenangan Prabowo," ucap dia.
Dia berharap BUMN ke depan tidak berada dalam genggaman tim sukses. Jika terjadi, Dedi khawatir BUMN akan dikuasai secara politik.
“Secara teknis perlu dihindari Erick Thohir dan wakilnya Kartika Wirjoatmojo. Kemudian, Wahyu Sakti Trenggono yang termasuk timses, dan Pak Rosan selaku Ketua Timses. Saya kira kalau harus menempatkan mereka ditempatkan di tempat yang lain jangan sampai di BUMN,” ujar Dedi.
Dia juga berharap pengganti Erick Thohir menjadi tokoh yang betul-betul membuat BUMN menjadi pilar ekonomi negara. Meski dia tak menampik, nantinya yang akan dipilih pasti tak murni 100 persen profesional dan masih berada dalam sentuhan politik.
"Saya kira kondisi ekonomi ke depan harus lebih powerful dan juga dengan tokoh-tokoh yang paling minim pengaruhnya dari aktivitas politik. Meskipun dia tokoh politik tidak ada masalah sepanjang dia bisa menahan diri dari godaan mitra-mitra politiknya" ujar dia.
Jakarta: Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih,
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, diwanti-wanti selektif dalam memilih menteri. Jangan mengutamakan tim sukses untuk menjadi pembantunya di pemerintahan karena punya jasa saat Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, merespons sejumlah nama calon
menteri yang mulai beredar ke publik. Salah satu yang paling menjadi perhatian adalah kandidat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengganti Erick Thohir, seperti Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani, Muliaman Hadad, hingga Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
"Sebagai evaluasi salah satu alternatif kata kuncinya sebisa mungkin hindari orang-orang yang berjasa atau paling tidak dalam aktivitas pilpres kemarin terlibat secara utama salah satunya adalah timses," kata Dedi dalam diskusi Polemik Trijaya 'Menerawang Kabinet Ekonomi Prabowo,' dilansir pada Minggu, 29 September 2024.
Dedi berharap pemerintahan Prabowo-Gibran dapat memperbaiki perekonomian Indonesia dengan melakukan transformasi di tubuh BUMN. Salah satunya memilih sosok profesional dengan menghindari orang yang berjasa atau terlibat aktif dalam Pilpres 2024.
Dia pun menceritakan di pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir punya banyak beban dalam aktivitas ekonomi maupun politik.
"Pertemanan dan kepentingan politik yang terlalu besar mau tidak mau itu tidak bisa dihindari oleh Erick Thohir, karena mungkin ia adalah tokoh yang telah berjasa dalam proses pemenangan Prabowo," ucap dia.
Dia berharap BUMN ke depan tidak berada dalam genggaman tim sukses. Jika terjadi, Dedi khawatir BUMN akan dikuasai secara politik.
“Secara teknis perlu dihindari Erick Thohir dan wakilnya Kartika Wirjoatmojo. Kemudian, Wahyu Sakti Trenggono yang termasuk timses, dan Pak Rosan selaku Ketua Timses. Saya kira kalau harus menempatkan mereka ditempatkan di tempat yang lain jangan sampai di BUMN,” ujar Dedi.
Dia juga berharap pengganti Erick Thohir menjadi tokoh yang betul-betul membuat BUMN menjadi pilar ekonomi negara. Meski dia tak menampik, nantinya yang akan dipilih pasti tak murni 100 persen profesional dan masih berada dalam sentuhan politik.
"Saya kira kondisi ekonomi ke depan harus lebih powerful dan juga dengan tokoh-tokoh yang paling minim pengaruhnya dari aktivitas politik. Meskipun dia tokoh politik tidak ada masalah sepanjang dia bisa menahan diri dari godaan mitra-mitra politiknya" ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)