medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo menyinggung soal polemik pembelian 5.000 pucuk senjata api dalam sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta. Ia meminta kepada semua anak buahnya tidak membuat gaduh.
"Political harus kondusif. Jangan bertindak atau bertutur kata yang membuat masyarakat bingung. Ini semuanya, permasalahan antar lembaga, antar kementerian selesaikan secara kondusif," kata Jokowi dalam kata pengatar di Sidang Kabinet, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 2 Oktober 2017.
Baca: Isu Senjata Ilegal Ciptakan Polemik di Level Pimpinan TNI-Polri
Polemik pembelian 5.000 pucuk senjata api ini mencuat dari pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat silaturahmi TNI dengan purnawirawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat 22 September. Ia menyebut pembelian senjata ini sebagai ancaman keamaan lantaran dilakukan oleh lembaga non-militer.
Jokowi meminta tiap kementerian atau lembaga bisa menyelesaikan masalah di tingkat menteri koordinator terkait. Bila tak selesai, bisa dibahas bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Masih belum selesai masih bisa ke saya," ucap dia.
Ia tak ingin masalah antar kementerian dan lembaga diumbar ke publik. Apalagi, 2018 sudah masuk tahun politik. Tahapan Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019 sudah dimulai.
Jokowi tak ingin permasalahan yang diumbar ke publik memunculkan kegaduhan dan kontroversial. Karena itu, ia ingin anak buahnya fokus bekerja.
Baca: Panglima Didesak Bertanggung Jawab atas Polemik Senjata
Ia meminta semua pihak mengangkat permasalahan yang rawan menimbulkan polemik ke rapat terbatas untuk dibahas. Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin menjaga keteduhan, ketentraman,ketenangan, kesatuan di antara institusi pemerintahan, juga masyarakat.
"Sekali lagi, sebagai kepala pemerintahan, kepala negara , sebagai panglima tertinggi angkatan darat, laut dan udara, saya perintahkan kepada bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian fokus pada tugas masing-masing. Terus bekerja sama, terus bersinergi, jaga stabilitas politik, jaga stabilitas ekonomi, tingkatkan kinerja-kinerja kita, tingkatkan prestasi-prestasi kita dalam mendukung semua program yang berkaitan dengan pembangunan negara kita," Kata Presiden.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/xkErODDK" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo menyinggung soal polemik pembelian 5.000 pucuk senjata api dalam sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta. Ia meminta kepada semua anak buahnya tidak membuat gaduh.
"
Political harus kondusif. Jangan bertindak atau bertutur kata yang membuat masyarakat bingung. Ini semuanya, permasalahan antar lembaga, antar kementerian selesaikan secara kondusif," kata Jokowi dalam kata pengatar di Sidang Kabinet, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 2 Oktober 2017.
Baca:
Isu Senjata Ilegal Ciptakan Polemik di Level Pimpinan TNI-Polri
Polemik pembelian 5.000 pucuk senjata api ini mencuat dari pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat silaturahmi TNI dengan purnawirawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat 22 September. Ia menyebut pembelian senjata ini sebagai ancaman keamaan lantaran dilakukan oleh lembaga non-militer.
Jokowi meminta tiap kementerian atau lembaga bisa menyelesaikan masalah di tingkat menteri koordinator terkait. Bila tak selesai, bisa dibahas bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Masih belum selesai masih bisa ke saya," ucap dia.
Ia tak ingin masalah antar kementerian dan lembaga diumbar ke publik. Apalagi, 2018 sudah masuk tahun politik. Tahapan Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019 sudah dimulai.
Jokowi tak ingin permasalahan yang diumbar ke publik memunculkan kegaduhan dan kontroversial. Karena itu, ia ingin anak buahnya fokus bekerja.
Baca:
Panglima Didesak Bertanggung Jawab atas Polemik Senjata
Ia meminta semua pihak mengangkat permasalahan yang rawan menimbulkan polemik ke rapat terbatas untuk dibahas. Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin menjaga keteduhan, ketentraman,ketenangan, kesatuan di antara institusi pemerintahan, juga masyarakat.
"Sekali lagi, sebagai kepala pemerintahan, kepala negara , sebagai panglima tertinggi angkatan darat, laut dan udara, saya perintahkan kepada bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian fokus pada tugas masing-masing. Terus bekerja sama, terus bersinergi, jaga stabilitas politik, jaga stabilitas ekonomi, tingkatkan kinerja-kinerja kita, tingkatkan prestasi-prestasi kita dalam mendukung semua program yang berkaitan dengan pembangunan negara kita," Kata Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)