Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menargetkan menambah 1.000 perwira pelaut pada 2021. Hal tersebut menjadi salah satu cara menyejahterakan pelaut Indonesia.
“Kami bikin proyeksi pada 2021 mengirim 1.000 perwira,” kata Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo, dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020.
Diskusi tersebut dalam rangka memperingati Hari Melawan Perdagangan Orang Duni yang jatuh pada Kamis, 30 Juli 2020. Dalam diskusi tersebut, awak kapal perikanan disebut kerap menjadi korban perdagangan orang saat bertugas.
Basilio mengatakan lulusan pelaut Indonesia kerap hanya bekerja sebagai anak buah kapal (ABK). Selain itu, dokumen penting seperti ijazah para lulusan kerap ditahan perusahaan.
Basilio tidak ingin nasib lulusan pelaut Indonesia terus sekadar ABK. Indonesia ingin mencetak perwira pelaut yang memegang kendali di kapal.
“Semua ijazah akan diakui sebagai perwira. Otomatis mereka terlindungi (dari kekerasan),” ujar Ketua Tim Nasional Pelindungan Awak Kapal Perikanan Indonesia itu.
Menurut Basilio, rencana tersebut relevan. Apalagi ermintaan pelaut khususnya di wilayah Pasifik masih tinggi, yakni 200 ribu orang per tahun.
Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menargetkan menambah 1.000 perwira pelaut pada 2021. Hal tersebut menjadi salah satu cara menyejahterakan pelaut Indonesia.
“Kami bikin proyeksi pada 2021 mengirim 1.000 perwira,” kata Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo, dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020.
Diskusi tersebut dalam rangka memperingati Hari Melawan Perdagangan Orang Duni yang jatuh pada Kamis, 30 Juli 2020. Dalam diskusi tersebut, awak kapal perikanan disebut kerap menjadi korban perdagangan orang saat bertugas.
Basilio mengatakan lulusan pelaut Indonesia kerap hanya bekerja sebagai anak buah kapal (ABK). Selain itu, dokumen penting seperti ijazah para lulusan kerap ditahan perusahaan.
Basilio tidak ingin nasib lulusan pelaut Indonesia terus sekadar ABK. Indonesia ingin mencetak perwira pelaut yang memegang kendali di kapal.
“Semua ijazah akan diakui sebagai perwira. Otomatis mereka terlindungi (dari kekerasan),” ujar Ketua Tim Nasional Pelindungan Awak Kapal Perikanan Indonesia itu.
Menurut Basilio, rencana tersebut relevan. Apalagi ermintaan pelaut khususnya di wilayah Pasifik masih tinggi, yakni 200 ribu orang per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)