Delegasi Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan ke Swedia untuk membahas pangan dan lingkungan hidup. Dokumentasi/ istimewa
Delegasi Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan ke Swedia untuk membahas pangan dan lingkungan hidup. Dokumentasi/ istimewa

Delegasi DPR RI Bahas Pangan Hingga Lingkungan Hidup Bersama Parlemen Swedia

Deny Irwanto • 24 Mei 2024 05:05
Jakarta: Delegasi Komisi IV DPR RI yang dipimpin Budhy Setyawan dan Budisatrio Djiwandono melakukan kunjungan kerja ke Swedia untuk pembahasan program yang dijalankan Pemerintah Swedia seperti pangan, pertanian, perikanan, kelautan hingga lingkungan hidup.
 
Rombongan bersama Parlemen Swedia meninjau Fish and Seafood market di Arsta. Lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke peternakan dan perkebunan di Bona Munsö. Selanjutnya  melakukan pertemuan dengan The Committee on Environment and Agriculture di Stockholm. 
 
Budhy menyebut peninjauan ke pasar ikan and Seafood market bertujuan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia.

"Negara Kerajaan Swedia saat ini konsumsi ikannya masih bergantung pada komoditas perikanan impor dan menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengekspor komoditas ikannya ke Negara Kerajaan Swedia," kata Budhy dalam siaran pers, Kamis, 23 Mei 2024.
 
Baca: Sahroni Dorong Kejagung Bantu Erick Thohir Bersih-bersih BUMN
 
Budhy mengatakan pasar Swedia merupakan sangat penting karena dapat berpeluang besar bagi Indonesia untuk dapat masuk ke dalam perdagangan pasar ikan negara Eropa lainnya. 
 
Sementara dalam kunjungan ke peternakan dan perkebunan di Bona Gard, Delegasi Komisi IV DPR RI bersama-sama dengan Kedubes RI yang bertempat di Swedia melakukan pertemuan dengan peternak guna mempelajari pelaksanaan pertanian terpadu dimana limbah peternakan dan pertanian dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk organik dan bahan baku energi lainnya.
 
Budhy mengatakan Indonesia dapat mempelajari sistem efisiensi peternakan yang dilakukan oleh peternak Swedia sehingga dapat menghasilkan produksi susu 70 liter setiap ekornya dan dapat menekan impor susu yang hingga saat ini masih dilakukan oleh Indonesia. 
 
Budhy menyebut studi banding ini didasarkan pada potensi pertanian, perikanan, kehutanan, serta lingkungan yang dimiliki Negara Kerajaan Swedia karena potensi tersebut mampu dikembangkan dengan baik melalui kebijakan-kebijakan pemerintahan dan parlemen Swedia sehingga pertanian khususnya peternakan menjadi pasar utama bagi negara Uni Eropa. 
 
“Indonesia dapat memanfaatkannya dan mempelajari kebijakan tersebut guna mensuplai palm oil, kopi, komoditas perikanan dan perkebunan lainnya untuk masuk ke negara Uni Eropa lainnya,” ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan