Metrotvnews.ocm, Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap film Gerakan 30 September 1965 dan Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dibuat versi baru. Sehingga generasi milenial dapat lebih mudah memahami.
Wasekjen Hanura Tridianto mengatakan, gagasan Jokowi adalah hal yang baik. "Pasti maksudnya bukan untuk mengubah sejarah. Tetapi agar nilai-nilai sejarah itu bisa lebih mudah dimengerti oleh generasi baru," kata Tridianto, saat dihubungi, Senin 25 September 2017.
Menurutnya, sejarah harus jadi hikmah dan pelajaran. Kalau ada luka-luka dalam sejarah, itu yang harus diobati dengan cara yang baik dan bijak.
Jadi, lanjutnya, versi penyajian baru dari film-film sejarah adalah termasuk cara mengobati luka, dan memperoleh hikmah dari peristiwa masa lalu yang pahit. "Ini juga agar kita Jasmerah, seperti pesan Bung Karno," terangnya.
Tridianto menyesalkan jika ada pihak yang memainkan isu PKI untuk kepentingan politik 2019. Menurutnya hal tersebut bukan tindakan yang bijak. "Itu bukan mengobati luka, itu malah seperti mengoles sambel di atas luka," ujarnya.
Semua pihak harus tetap waspada terhadap ideologi komunisme, tapi caranya bukan dengan mempolitisasi isu PKI untuk nafsu politik 2019. "Mari tetap berkompetisi politik yang demokratis dan ksatria. Juga berpikir tentang keutuhan bangsa dalam bingkai NKRI dan Pancasila," terangnya.
Baca: DPR tak Masalah Jokowi Garap Film G30S PKI Kekinian
Sebelumnya, pimpinan DPR mempersilakan Jokowi membuat film serupa tentang 'Pengkhianatan G30S PKI' dalam bentuk kekinian. Film terbaru diyakini mampu memberi khasanah bagi sejarah perjuangan bangsa.
"Bagus bikin film versi lain, (tapi) jangan yang ada (malah) dilarang. Jokowi kan punya banyak tim pembuat film, bikin saja. Kan anak Pak Jokowi jago bikim film, suruh saja bikin film," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 19 September 2017.
Fahri tak menganggap wacana pembuatan film G30S PKI kekinian malah justru menimbulkan bias sejarah di masyarakat. Film baru akan memunculkan sejarah lain yang tidak terungkap dalam film sebelumnya.
Metrotvnews.ocm, Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap film Gerakan 30 September 1965 dan Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dibuat versi baru. Sehingga generasi milenial dapat lebih mudah memahami.
Wasekjen Hanura Tridianto mengatakan, gagasan Jokowi adalah hal yang baik. "Pasti maksudnya bukan untuk mengubah sejarah. Tetapi agar nilai-nilai sejarah itu bisa lebih mudah dimengerti oleh generasi baru," kata Tridianto, saat dihubungi, Senin 25 September 2017.
Menurutnya, sejarah harus jadi hikmah dan pelajaran. Kalau ada luka-luka dalam sejarah, itu yang harus diobati dengan cara yang baik dan bijak.
Jadi, lanjutnya, versi penyajian baru dari film-film sejarah adalah termasuk cara mengobati luka, dan memperoleh hikmah dari peristiwa masa lalu yang pahit. "Ini juga agar kita Jasmerah, seperti pesan Bung Karno," terangnya.
Tridianto menyesalkan jika ada pihak yang memainkan isu PKI untuk kepentingan politik 2019. Menurutnya hal tersebut bukan tindakan yang bijak.
"Itu bukan mengobati luka, itu malah seperti mengoles sambel di atas luka," ujarnya.
Semua pihak harus tetap waspada terhadap ideologi komunisme, tapi caranya bukan dengan mempolitisasi isu PKI untuk nafsu politik 2019. "Mari tetap berkompetisi politik yang demokratis dan ksatria. Juga berpikir tentang keutuhan bangsa dalam bingkai NKRI dan Pancasila," terangnya.
Baca: DPR tak Masalah Jokowi Garap Film G30S PKI Kekinian
Sebelumnya, pimpinan DPR mempersilakan Jokowi membuat film serupa tentang 'Pengkhianatan G30S PKI' dalam bentuk kekinian. Film terbaru diyakini mampu memberi khasanah bagi sejarah perjuangan bangsa.
"Bagus bikin film versi lain, (tapi) jangan yang ada (malah) dilarang. Jokowi kan punya banyak tim pembuat film, bikin saja. Kan anak Pak Jokowi jago bikim film, suruh saja bikin film," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 19 September 2017.
Fahri tak menganggap wacana pembuatan film G30S PKI kekinian malah justru menimbulkan bias sejarah di masyarakat. Film baru akan memunculkan sejarah lain yang tidak terungkap dalam film sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)