Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada seluruh sosok yang akan maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) terus menjaga kondusivitas nasional. Baik dari segi politik, ekonomi, maupun sosial.
"Saya titip, dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga kondusivitas," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Surakarta, Senin, 21 November 2022.
Ia ingin suasana dalam berkompetisi tetap adem. Tidak perlu ada intrik atau gesekan-gesekan yang membuat kondisi menjadi panas. Persaingan harus berlangsung secara damai sehingga kehidupan dalam masyarakat tetap terjaga.
"Situasi politik itu tetap adem kalau bisa. Kalau tidak bisa, paling banter ya anget, tapi jangan sampai panas," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Persaingan antarcalon, lanjut dia, harus berlandaskan ide-ide atau gagasan-gagasan. Jangan sampai ada pihak-pihak yang memunculkan politik identitas, apa lagi sampai menyalahgunakan agama sebagai senjata.
"Inilah yang sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter anget dikit, syukur bisa adem," ungkap dia.
Jokowi berharap debat dalm kompetisi politik mendatang diwarnai gagasan dan ide yang membawa Indonesia lebih baik. "Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik SARA. Jangan. Politisasi agama, jangan. Setuju? Politisasi agama itu jangan," tambah Jokowi.
Dari pengalaman pada pemilu sebelumnya, strategi memecah belah masyarakat sangat berbahaya bagi kesatuan dan persatuan bangsa. Hingga kini, bahkan polarisasi masih terjadi di masyarakat.
"Kita sudah merasakan dan itu terbawa lama jadi hindari itu. Lakukan politik gagasan, politik ide. Jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas. Sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam," ucap Jokowi.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) berpesan kepada seluruh sosok yang akan maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) terus menjaga kondusivitas nasional. Baik dari segi politik, ekonomi, maupun sosial.
"Saya titip, dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga kondusivitas," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Surakarta, Senin, 21 November 2022.
Ia ingin suasana dalam berkompetisi tetap adem. Tidak perlu ada intrik atau gesekan-gesekan yang membuat kondisi menjadi panas. Persaingan harus berlangsung secara damai sehingga kehidupan dalam masyarakat tetap terjaga.
"Situasi politik itu tetap adem kalau bisa. Kalau tidak bisa, paling banter ya anget, tapi jangan sampai panas," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Persaingan antarcalon, lanjut dia, harus berlandaskan ide-ide atau gagasan-gagasan. Jangan sampai ada pihak-pihak yang memunculkan
politik identitas, apa lagi sampai menyalahgunakan agama sebagai senjata.
"Inilah yang sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter anget dikit, syukur bisa adem," ungkap dia.
Jokowi berharap debat dalm kompetisi politik mendatang diwarnai gagasan dan ide yang membawa Indonesia lebih baik. "Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik SARA. Jangan. Politisasi agama, jangan. Setuju? Politisasi agama itu jangan," tambah Jokowi.
Dari pengalaman pada
pemilu sebelumnya, strategi memecah belah masyarakat sangat berbahaya bagi kesatuan dan persatuan bangsa. Hingga kini, bahkan polarisasi masih terjadi di masyarakat.
"Kita sudah merasakan dan itu terbawa lama jadi hindari itu. Lakukan politik gagasan, politik ide. Jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas. Sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam," ucap Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)