Surya Paloh: Bangsa Indonesia Harus Melakukan Introspeksi Nasional
Fachri Audhia Hafiez • 22 Oktober 2022 13:01
Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh kembali menekankan sudah saatnya mengesampingkan identitas. Soal latar belakang bahkan gelar seseorang mestinya tak lagi dipersoalkan.
"Mau tidak mau bangsa ini harus berani melakukan introspeksi nasional pada diri kita sebagai anak bangsa. Model demokrasi kita yang seperti ini, saya harus katakan sudah kah tepat atau perlu kita kaji ulang?," kata Surya Paloh dalam acara Silaturahmi NasDem dengan Guru Besar/Doktor se-Indonesia di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Surya Paloh malu ketika masih ada yang mengkotak-kotakkan serta mempersoalkan suku dan agama. Padahal, bangsa Indonesia meneguhkan pluralisme.
"Orang sudah naik ke bulan sana, ke Mars, kita masih bicara dengan model demokrasi seperti ini. Agamanya apa, sukunya apa, ini memalukan kita untuk satu Indonesia yang hebat," ucap Surya Paloh.
Surya Paloh juga menyoroti masih ada yang mementingkan gelar. Menurut dia, hal itu sudah tidak subtansial sebagai bangsa dan dalam rangka pendidikan politik.
"Semua kita ubah berdasarkan pendekatan luar, termasuk gelar-gelar profesor, doktor juga honoris causa, dan sebagainya. Saya pun takut pakai itu," ujar Surya Paloh.
Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh kembali menekankan sudah saatnya mengesampingkan identitas. Soal latar belakang bahkan gelar seseorang mestinya tak lagi dipersoalkan.
"Mau tidak mau bangsa ini harus berani melakukan introspeksi nasional pada diri kita sebagai anak bangsa. Model demokrasi kita yang seperti ini, saya harus katakan sudah kah tepat atau perlu kita kaji ulang?," kata Surya Paloh dalam acara Silaturahmi NasDem dengan Guru Besar/Doktor se-Indonesia di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Surya Paloh malu ketika masih ada yang mengkotak-kotakkan serta mempersoalkan suku dan agama. Padahal, bangsa Indonesia meneguhkan pluralisme.
"Orang sudah naik ke bulan sana, ke Mars, kita masih bicara dengan model demokrasi seperti ini. Agamanya apa, sukunya apa, ini memalukan kita untuk satu Indonesia yang hebat," ucap Surya Paloh.
Surya Paloh juga menyoroti masih ada yang mementingkan gelar. Menurut dia, hal itu sudah tidak subtansial sebagai bangsa dan dalam rangka pendidikan politik.
"Semua kita ubah berdasarkan pendekatan luar, termasuk gelar-gelar profesor, doktor juga honoris causa, dan sebagainya. Saya pun takut pakai itu," ujar Surya Paloh. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)