Peneliti senior LIPI Syamsuddin Harris/MI.
Peneliti senior LIPI Syamsuddin Harris/MI.

Pengamat: Politik Tanpa Etika, Masa Depan Demokrasi Terancam

Meilikhah • 10 Oktober 2014 14:09
medcom.id, Jakarta: Peneliti senior LIPI, Syamsudin Haris, melihat praktik politik saat ini hanya urusan menang-menangan dan adu kekuatan satu sama lain. Politisi menghalalkan segala cara untuk memenangkan diri pribadi maupun kelompok tanpa memperhatikan etika berpolitik.
 
Perilaku seperti ini membuat Syamsudin khawatir akan masa depan demokrasi yang bisa kapan saja hancur akibat kepentingan segelintir elit.
 
"Memprihatinkan, dinamika politik sekarang menghalalkan segala cara demi kelompok masing-masing. Politik juga ada etikanya, kalau nggak ada, sama saja politik ini tidak bermoral dan melanggar prinsip kehidupan yang beradab," kata Syamsudin Haris dalam diskusi bertajuk "Selamatkan Demokrasi Indonesia" di Media Center LIPI, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2014).

Syamsudin mengakui adalah hak politisi untuk memenangkan kelompok masing-masing. Namun jika itu dilakukan tanpa etika, demokrasi bisa terancam. Lebih parah, kembalinya negara pada sistem lama cenderung lebih kuat.
 
Padahal, setiap pihak mengakui dan menolak dengan tegas sistem orde baru karena oligarkis dan membunuh potensi kepemimpinan dan merampas hak rakyat. Kenyataannya, beberapa elit justru menginginkan hal tersebut kembali.
 
"Di satu pihak saya akui, hak politisi memenangkan kelompok masing-masing. Tapi kalau dilakukan secara tidak baik, mengabaikan etika dan keadaban politik, saya hawatir ke depan masa depan demorasi terancam," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan