medcom.id, Jakarta: Dalam seminar tentang masalah dan implikasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Universitas Nasional, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) kembali menyinggung kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kebocoran ini kerap disinggung Partai Gerindra khususnya oleh Calon Presiden 2014 Prabowo Subianto semasa kampanye Pemilu Presiden lalu. Prabowo dalam panggung Debat Capres berulang kali menyebut kata "bocor".
Anggota DPR Fraksi Gerindra Harry Poernomo menilai mengamankan fiskal APBN bukan alasan yang tepat bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Pasalnya, pemerintah seharusnya menutupi kebocoran-kebocoran pada APBN untuk mengamankan fiskal anggaran negara, seperti sektor pajak yang dinilai banyak mengalami kebocoran tetapi belum dapat diatasi oleh pemerintah sebelumnya hingga saat ini.
"Tidak ada alasan (menaikan harga BBM), jadi ini menimbulkan masalah baru. Kalau masalah fiskal banyak cara lain yang lebih elegan salah satunya dengan menutup kebocoran, karena APBN kita masih bocor," kata Harry dalam seminar nasional kebijakan publik "Kenaikan Harga BBM: Bagaimana Masalah dan Implikasinya?", di Universitas Nasional, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2014).
Menurut dia, kenaikan harga BBM bukanlah sebuah masalah besar, itu merupakan hal wajar jika saja kenaikan itu dilakukan saat minyak dunia sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. "Karena minyak mentah turun mau tidak mau seharusnya turun. Tapi kita tidak menuntut turun, tetapi seharusnya tetap (tidak naik)," ujar dia.
Bahkan, Harry menilai dengan kenaikan harga BBM ini, pemerintahan Joko Widodo telah menginkari program trisakti yang ingin menyejahterakan rakyat. "Implikasinya ini membebani masyarakat luas terlebih memilih Jokowi-JK ini," ucapnya.
medcom.id, Jakarta: Dalam seminar tentang masalah dan implikasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Universitas Nasional, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) kembali menyinggung kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kebocoran ini kerap disinggung Partai Gerindra khususnya oleh Calon Presiden 2014 Prabowo Subianto semasa kampanye Pemilu Presiden lalu. Prabowo dalam panggung Debat Capres berulang kali menyebut kata "bocor".
Anggota DPR Fraksi Gerindra Harry Poernomo menilai mengamankan fiskal APBN bukan alasan yang tepat bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Pasalnya, pemerintah seharusnya menutupi kebocoran-kebocoran pada APBN untuk mengamankan fiskal anggaran negara, seperti sektor pajak yang dinilai banyak mengalami kebocoran tetapi belum dapat diatasi oleh pemerintah sebelumnya hingga saat ini.
"Tidak ada alasan (menaikan harga BBM), jadi ini menimbulkan masalah baru. Kalau masalah fiskal banyak cara lain yang lebih elegan salah satunya dengan menutup kebocoran, karena APBN kita masih bocor," kata Harry dalam seminar nasional kebijakan publik "Kenaikan Harga BBM: Bagaimana Masalah dan Implikasinya?", di Universitas Nasional, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2014).
Menurut dia, kenaikan harga BBM bukanlah sebuah masalah besar, itu merupakan hal wajar jika saja kenaikan itu dilakukan saat minyak dunia sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. "Karena minyak mentah turun mau tidak mau seharusnya turun. Tapi kita tidak menuntut turun, tetapi seharusnya tetap (tidak naik)," ujar dia.
Bahkan, Harry menilai dengan kenaikan harga BBM ini, pemerintahan Joko Widodo telah menginkari program trisakti yang ingin menyejahterakan rakyat. "Implikasinya ini membebani masyarakat luas terlebih memilih Jokowi-JK ini," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LAL)