medcom.id, Jakarta: Sejumlah politikus yang tergabung di Koalisi Merah Putih (KMP) beramai-ramai menjenguk mantan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA), di Rumah Tahanan Guntur, Jakarta Selatan, Kamis 4 Juni lalu.
Namus diantara petinggi KMP, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufik Ridho mengakui, mereka tak diajak untuk menjenguk SDA.
Menanggapi hal itu, pakar komunikasi politik Lely Arrianie mengungkap, bahwa tidak ada koalisi yang akan permanen. "Tidak akan ada koalisi yang permanen dalam politik," ujarnya dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (6/6/2015).
Sambung dia, arah kepentingan politik itu sangat dinamis. Politik menurut dia, akan merujuk sesuai arah mata angin politik. Demikian juga dengan partai politik.
Justru dengan ketidakhadiran PKS, bisa dijadikan momentum. "Karena rombongan KMP menjenguk SDA yang tersangka korupsi. Menjelang Pilkada serentak ini, PKS ingin mengambil momentum, bahwa mereka partai anti korupsi," jelasnya.
Diantara partai, ungkapnya, pasti ada kepentingan masing-masing. Seperti setelah usai mendapatkan kekuasaan, "Mereka akan berpikir masing-masing, untuk individu ataupun kelompoknya."
"Itu wajar saja," imbuh dia.
kalaupun ada indikasi perpecahan, diungkap Lelly, tidaklah menjadi besar. "Memang ada kepentingan masing-masing. Tapi untuk perpecahan tidak akan besar. Ada diantara kelompok yang tidak sepakat karena bisa berimbas pada citra partai ke depan," tukasnya.
Sementara itu Taufik menampik PKS mulai ditinggalkan KMP. Dia menyebut, hubungan PKS dengan KMP masih baik dan tidak ada keretakan.
"Tidak ikut kemarin memang karena kami tidak tahu. Jadi tidak bisa dijadikan faktor utama kalau hubungan kita dengan koalisi rusak," tegas Taufik.
Kemarin, sejumlah politikus yang tergabung di KMP beramai-ramai menjenguk mantan Menteri Agama Suryadharma Ali. Mereka adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PPP Muknas Jakarta Djan Faridz, Ketua Umum Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie, politikus senior PAN Amien Rais, Waketum Golkar Aziz Syamsuddin, dan Sekjend Gerindra Ahmad Muzani.
medcom.id, Jakarta: Sejumlah politikus yang tergabung di Koalisi Merah Putih (KMP) beramai-ramai menjenguk mantan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA), di Rumah Tahanan Guntur, Jakarta Selatan, Kamis 4 Juni lalu.
Namus diantara petinggi KMP, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufik Ridho mengakui, mereka tak diajak untuk menjenguk SDA.
Menanggapi hal itu, pakar komunikasi politik Lely Arrianie mengungkap, bahwa tidak ada koalisi yang akan permanen. "Tidak akan ada koalisi yang permanen dalam politik," ujarnya dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (6/6/2015).
Sambung dia, arah kepentingan politik itu sangat dinamis. Politik menurut dia, akan merujuk sesuai arah mata angin politik. Demikian juga dengan partai politik.
Justru dengan ketidakhadiran PKS, bisa dijadikan momentum. "Karena rombongan KMP menjenguk SDA yang tersangka korupsi. Menjelang Pilkada serentak ini, PKS ingin mengambil momentum, bahwa mereka partai anti korupsi," jelasnya.
Diantara partai, ungkapnya, pasti ada kepentingan masing-masing. Seperti setelah usai mendapatkan kekuasaan, "Mereka akan berpikir masing-masing, untuk individu ataupun kelompoknya."
"Itu wajar saja," imbuh dia.
kalaupun ada indikasi perpecahan, diungkap Lelly, tidaklah menjadi besar. "Memang ada kepentingan masing-masing. Tapi untuk perpecahan tidak akan besar. Ada diantara kelompok yang tidak sepakat karena bisa berimbas pada citra partai ke depan," tukasnya.
Sementara itu Taufik menampik PKS mulai ditinggalkan KMP. Dia menyebut, hubungan PKS dengan KMP masih baik dan tidak ada keretakan.
"Tidak ikut kemarin memang karena kami tidak tahu. Jadi tidak bisa dijadikan faktor utama kalau hubungan kita dengan koalisi rusak," tegas Taufik.
Kemarin, sejumlah politikus yang tergabung di KMP beramai-ramai menjenguk mantan Menteri Agama Suryadharma Ali. Mereka adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PPP Muknas Jakarta Djan Faridz, Ketua Umum Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie, politikus senior PAN Amien Rais, Waketum Golkar Aziz Syamsuddin, dan Sekjend Gerindra Ahmad Muzani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)