Fahri Hamzah usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4/2016). Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Fahri Hamzah usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4/2016). Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

Fahri Sebut SK Pemecatan Dirinya Beredar di Kalangan Pengusaha

M Rodhi Aulia • 04 April 2016 15:08
medcom.id, Jakarta: Fahri Hamzah mengaku kaget dengan putusan DPP PKS yang memecat dirinya. Fahri mengaku tak tahu menahu soal putusan tersebut. 
 
Yang dia tahu, surat keputusan resmi pemecatan sempat beredar di kalangan pengusaha. 
 
"Sekitar dua pekan lalu, seorang pimpinan fraksi kontak saya. Bukan Fraksi PKS. Dia sampaikan kekagetannya karena melihat di tangan seorang pengusaha ada dokumen yang menyebutkan saya sudah diberhentikan dari seluruh tingkatan keanggotaan di PKS, dan sudah ditandatangani," kata Fahri dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).

Fahri menganggap enteng informasi dari rekannya itu. Ia menduga SK yang beredar itu tak benar. Namun, pengusaha itu menunjukkan surat yang sama ke pimpinan DPR. "Pengusaha itu katakan seharusnya Fahri bisa diajak bicara," ungkap Fahri.
 
Seiring berjalannya waktu, ternyata SK pemberhentian bukan kabar burung. Dan Fahri menyesalkan beredarnya SK itu. Termasuk di media sosial. 
 
"Saya anggap prolog ini sengaja diciptakan untuk kondisikan publik seolah-olah saya layak diberhentikan," tukas dia.
 
Sejak surat itu diketahui publik menyebar pada Minggu 3 April, telepon selular Fahri terus berdering. Banyak pihak, terutama kader PKS, yang coba menghubungi dirinya. Namun Fahri tidak bisa menjelaskan karena belum mengantongi SK tersebut.
 
"Tiba-tiba setelah saya klarifikasi, jelang jam 20.00 WIB (Minggu 3 April) ada petugas datang ke rumah saya di Cibubur yang mengantarkan surat," ungkap dia.
 
Fahri membaca surat itu sekilas dan coba menenangkan diri. Karena ia khawatir jika gegabah mengeluarkan pernyataan akan muncul kesan bahwa dia mencemarkan nama baik PKS dan mengadu domba antarkader PKS.
 
"Saya hati-hati keluarkan pernyataan dan tunggu penjelasan," ucap dia.
 
Namun hingga kini, Fahri pun tidak memahami apa yang sebenarnya menjadi penyebab dirinya dipecat. Padahal saat proses sidang Majelis Tahkim dirinya berkirim surat namun tidak berbalas dan selama dua kali hadir di sidang dirinya pun dibungkam.
 
"Lalu hari ini ada posting rilis resmi di website partai yang sebutkan dokumen yang saya minta, yang (dulu) tidak pernah dikasih ke saya. (Dulu) Tuntutan saya itu, minta bentuk tertulis. (Saat sidang) Saya tidak boleh merekam. Saya minta dokumen tidak diberi. Hanya dibaca di depan saya, seperti zaman kerajaan," beber dia.
 
Fahri mempertanyakan dosa maha besar apa yang ia lakukan sehingga dirinya didepak dari partai. Ia menyadari publik pasti menunggu terkait dosa maha besar tersebut yang dilanggar Fahri.
 
Usut punya usut, Fahri mengetahui dirinya dipecat total karena pernyataan kontroversialnya di depan publik. Baik yang ia ungkapkan sendiri maupun sebuah respons terkait berondongan pertanyaan dari awak media.
 
"Tentu publik mau tahu seberat apa dosanya sehingga saya layak diambil jenjang keanggotaan saya? Saya tegaskan, saya tidak pernah berbuat tidak senonoh, mencuri dan korupsi, melanggar hukum dan etika. Kalau kata-kata, itu persoalan gaya. Kalau gaya harus jadi pasal dalam hukum, sadarlah bahwa kita kembali ke zaman kegelapan," kata dia.
 
Fahri menduga segelintir elite PKS yang tengah berkuasa sekarang menjadikan kata-kata atau pernyataan kontroversial sebagai alat menghabisi karirnya di PKS.
 
"Seolah ada keinginan pribadi pimpinan partai yang tidak saya penuhi, lalu saya dikriminalisasi. Sehingga dianggap layak dipecat," tukas dia.
 
Kepada wartawan Fahri menyatakan akan melawan. Dia berencana membawa kasus ini ke ranah hukum. Dia beranggapan mekanisme pemecatannya ilegal. Di antaranya struktural Majelis Tahkim PKS yang belum terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM.
 
"Kesalahan maha besar apa yang dilakukan Fahri Hamzah, sehingga dia layak dipecat dari semua jenjang keanggotaan. Dari jenjang pemula, anggota muda, madya, dewasa, ahli. Saya tiba-tiba mau dipecat dari keanggotaan ahli setelah bergabung dengan gerakan yang mempelopori reformasi lebih dari 18 tahun yang lalu, meniti anggota setahap demi setahap. Lalu dipecat total," tandas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan