medcom.id, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan bertandang ke Myanmar, Minggu 3 September 2017 besok. Retno akan bertemu pejabat tinggi setempat membahas tragedi kemanusiaan Rohingnya, Rakhine, Myanmar.
"Besok insya Allah. Insya Allah sekali lagi, saya akan terbang menuju Myanmar untuk bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan beberapa pejabat pemerintah Myanmar," kata Retno dalam Program Primetime News Metro TV, Sabtu 2 September 2017.
Dalam pertemuan itu, Retno akan menyampaikan langsung apa yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia terhadap tragedi Rohingya, perhatian masyarakat Indonesia dan perhatian masyarakat Internasional. Retno juga akan menyampaikan kesiapan Indonesia membantu mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine state.
"Apakah kita hanya cukup menyampaikan keprihatinan atau kita hanya cukup menyampaikan kutukan? Tentunya tidak. Indonesia memilih untuk berbuat sesuatu membantu krisis kemanusiaan tersebut, terutama untuk saudara-saudara kita umat Muslim di Rakhine State," ucap dia.
Retno menjelaskan sebenarnya konflik komunal ini berawal dari serangan terhadap 30 pos polisi dan 1 pos militer pada 25 Agustus 2017. Dari penyerangan ini muncul lingkar baru kekerasan di Rakhine.
"Kalau kita ingat bahwa pada Oktober tahun lalu, situasi seperti ini juga terjadi. Namun yang terjadi saat ini, situasinya lebih buruk," ucap dia.
Setidaknya terdapat empat seruan yang disampaikan Retno kepada pemerintah Myanmar. Pertama agar stabilitas dan keamanan di Rakhine dikembalikan. Kedua, masing-masing pihak harus menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan.
"Ketiga kewajiban bagi pemerintah Myanmar untuk dapat melakukan proteksi kepada semua umat tanpa memandang agama dan etnis. Keempat agar akses bantuan kemanusiaan dibuka," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan bertandang ke Myanmar, Minggu 3 September 2017 besok. Retno akan bertemu pejabat tinggi setempat membahas tragedi kemanusiaan Rohingnya, Rakhine, Myanmar.
"Besok insya Allah. Insya Allah sekali lagi, saya akan terbang menuju Myanmar untuk bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan beberapa pejabat pemerintah Myanmar," kata Retno dalam
Program Primetime News Metro TV, Sabtu 2 September 2017.
Dalam pertemuan itu, Retno akan menyampaikan langsung apa yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia terhadap tragedi Rohingya, perhatian masyarakat Indonesia dan perhatian masyarakat Internasional. Retno juga akan menyampaikan kesiapan Indonesia membantu mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine state.
"Apakah kita hanya cukup menyampaikan keprihatinan atau kita hanya cukup menyampaikan kutukan? Tentunya tidak. Indonesia memilih untuk berbuat sesuatu membantu krisis kemanusiaan tersebut, terutama untuk saudara-saudara kita umat Muslim di Rakhine State," ucap dia.
Retno menjelaskan sebenarnya konflik komunal ini berawal dari serangan terhadap 30 pos polisi dan 1 pos militer pada 25 Agustus 2017. Dari penyerangan ini muncul lingkar baru kekerasan di Rakhine.
"Kalau kita ingat bahwa pada Oktober tahun lalu, situasi seperti ini juga terjadi. Namun yang terjadi saat ini, situasinya lebih buruk," ucap dia.
Setidaknya terdapat empat seruan yang disampaikan Retno kepada pemerintah Myanmar. Pertama agar stabilitas dan keamanan di Rakhine dikembalikan. Kedua, masing-masing pihak harus menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan.
"Ketiga kewajiban bagi pemerintah Myanmar untuk dapat melakukan proteksi kepada semua umat tanpa memandang agama dan etnis. Keempat agar akses bantuan kemanusiaan dibuka," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DHI)