Jakarta: Sejumlah aktivis perempuan mendesak ada keterwakilan perempuan dalam posisi pimpinan MPR. Aturan itu diminta tertuang dalam revisi Undang-undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).
"Representasi perempuan harus didorong. Selama ini (pimpinan MPR) ada perempuannya," kata Koordinator Maju Perempuan Indonesia (MPI), Lena Maryana Mukti di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu 11 Februari 2018.
Lena mengatakan tingkat keterdesakan hal itu terkait komitmen kesetaraan gender. Ia mengatakan, sesuai putusan mahkamah Konstitusi, harus ada keterlibatan 30 persen perempuan di seluruh tingkatan jajaran kepemimpinan.
Kalau memang Ketua DPD Oesman Sapta Odang jadi mundur dari kursi wakil pimpinan MPR senagai representasi DPD, Lena mengaku bakal mendorong keterwakilan perempuan dalam kursi pimpinan MPR. Ia ingin ada perwakilan yang bisa serius memperhatikan aspirasi perempuan.
"Karena memang sebelum-sebelumnya kita memiliki perempuan di pimpinan MPR," jelas Lena.
Lena mengatakan, misi itu akan dimulai dengan mendorong internal DPD yang memutuskan pengganti OSO di kursi pimpinan MPR. Ia tak mau posisi iti justru diambil oleh partai politik. "Prosesnya kembali ke DPD menentukan siapa wakilnya di MPR," ujarnya.
Menurut Lena, jumlah pemilih perempuan dan laki-laki tidak jauh beda. Namun, dalam struktur kepemimpinan legislatif, kata dia, justru tidak direpresentasikan. Ia meyakini banyak tokoh perempuan di DPD yang mumpuni menjadi pimpinan MPR.
"Terlihat saat semua pimpinan laki-laki, yang jadi kepentingan perempuan dan anak tidak terepresentasikan suaranya di MPR," pungkas Lena.
Jakarta: Sejumlah aktivis perempuan mendesak ada keterwakilan perempuan dalam posisi pimpinan MPR. Aturan itu diminta tertuang dalam revisi Undang-undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).
"Representasi perempuan harus didorong. Selama ini (pimpinan MPR) ada perempuannya," kata Koordinator Maju Perempuan Indonesia (MPI), Lena Maryana Mukti di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu 11 Februari 2018.
Lena mengatakan tingkat keterdesakan hal itu terkait komitmen kesetaraan gender. Ia mengatakan, sesuai putusan mahkamah Konstitusi, harus ada keterlibatan 30 persen perempuan di seluruh tingkatan jajaran kepemimpinan.
Kalau memang Ketua DPD Oesman Sapta Odang jadi mundur dari kursi wakil pimpinan MPR senagai representasi DPD, Lena mengaku bakal mendorong keterwakilan perempuan dalam kursi pimpinan MPR. Ia ingin ada perwakilan yang bisa serius memperhatikan aspirasi perempuan.
"Karena memang sebelum-sebelumnya kita memiliki perempuan di pimpinan MPR," jelas Lena.
Lena mengatakan, misi itu akan dimulai dengan mendorong internal DPD yang memutuskan pengganti OSO di kursi pimpinan MPR. Ia tak mau posisi iti justru diambil oleh partai politik. "Prosesnya kembali ke DPD menentukan siapa wakilnya di MPR," ujarnya.
Menurut Lena, jumlah pemilih perempuan dan laki-laki tidak jauh beda. Namun, dalam struktur kepemimpinan legislatif, kata dia, justru tidak direpresentasikan. Ia meyakini banyak tokoh perempuan di DPD yang mumpuni menjadi pimpinan MPR.
"Terlihat saat semua pimpinan laki-laki, yang jadi kepentingan perempuan dan anak tidak terepresentasikan suaranya di MPR," pungkas Lena.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)