medcom.id, Jakarta: Presiden Prancis Francois Hollande merasa terhomat bisa melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Hollande menyebut, Indonesia dan Prancis merupakan negara yang memiliki kekuatan besar dalam demokrasi.
"Merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab saya karena kedua negara kita merupakan kekuatan besar demokrasi," kata Hollande dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu 29 Maret 2017.
Kunjungan kenegaraan Hollande cukup bersejarah, karena ini kunjungan pertama kali Presiden Prancis setelah 30 tahun. Hollande berbicara banyak dengan Presiden Joko Widodo, antara lain soal Forum G20. Hollande juga mengapresiasi Indonesia menaruh pasukan perdamaian di Lebanon.
"Saya menerima dengan baik adanya pasukan perdamaian Indonesia di Lebanon. Sehingga komitmen kami berdua adalah komitmen global. Melalui perundingan, konflik bisa diselesaikan," tukas Hollande.
Klik: Presiden Hollande: Prancis akan Habisi ISIS Tanpa Ampun!
Hollande mengatakan, Prancis telah menyepakati kerja sama yang lebih intensif di bidang perikanan, prasarana transportasi, dan yang berkaitan dengan energi terbarukan.
Presiden Joko Widodo menghargai kedatangan Francois Hollande dan membawa 40 pengusaha ke Indonesia. Presiden menyambut baik investasi pengusaha Prancis.
"Saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis sekitar USD2,6 miliar untuk meningkatkan kerja sama di bidang energi, bidang infrastruktur, dan bidang retail," kata Presiden.
Investasi perusahaan Prancis itu terbagi ke beberapa sektor antara lebih dari USD1 miliar di sektor energi, lebih dari USD1,1 miliar di bidang infrastuktur terutama transportasi dan pariwisata, dan USD500 juta dalam bisnis ritel.
Jumlah tersebut belum mencakup investasi sebesar ratusan juta dolar maupun komitmen pengembangan kompentensi, serta sejumlah realisasi investasi lebih dari 50 perusahaan Prancis di bidang kosmetika, pengolahan karet, pertanian, serta kedirgantaraan. Sektor lain yang tercakup dalam kesepakatan tersebut adalah Internet of things (IoT) kerja sama maritim, industri kreatif, dan pertahanan.
medcom.id, Jakarta: Presiden Prancis Francois Hollande merasa terhomat bisa melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Hollande menyebut, Indonesia dan Prancis merupakan negara yang memiliki kekuatan besar dalam demokrasi.
"Merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab saya karena kedua negara kita merupakan kekuatan besar demokrasi," kata Hollande dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu 29 Maret 2017.
Kunjungan kenegaraan Hollande cukup bersejarah, karena ini kunjungan pertama kali Presiden Prancis setelah 30 tahun. Hollande berbicara banyak dengan Presiden Joko Widodo, antara lain soal Forum G20. Hollande juga mengapresiasi Indonesia menaruh pasukan perdamaian di Lebanon.
"Saya menerima dengan baik adanya pasukan perdamaian Indonesia di Lebanon. Sehingga komitmen kami berdua adalah komitmen global. Melalui perundingan, konflik bisa diselesaikan," tukas Hollande.
Klik: Presiden Hollande: Prancis akan Habisi ISIS Tanpa Ampun!
Hollande mengatakan, Prancis telah menyepakati kerja sama yang lebih intensif di bidang perikanan, prasarana transportasi, dan yang berkaitan dengan energi terbarukan.
Presiden Joko Widodo menghargai kedatangan Francois Hollande dan membawa 40 pengusaha ke Indonesia. Presiden menyambut baik investasi pengusaha Prancis.
"Saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis sekitar USD2,6 miliar untuk meningkatkan kerja sama di bidang energi, bidang infrastruktur, dan bidang retail," kata Presiden.
Investasi perusahaan Prancis itu terbagi ke beberapa sektor antara lebih dari USD1 miliar di sektor energi, lebih dari USD1,1 miliar di bidang infrastuktur terutama transportasi dan pariwisata, dan USD500 juta dalam bisnis ritel.
Jumlah tersebut belum mencakup investasi sebesar ratusan juta dolar maupun komitmen pengembangan kompentensi, serta sejumlah realisasi investasi lebih dari 50 perusahaan Prancis di bidang kosmetika, pengolahan karet, pertanian, serta kedirgantaraan. Sektor lain yang tercakup dalam kesepakatan tersebut adalah Internet of things (IoT) kerja sama maritim, industri kreatif, dan pertahanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)