medcom.id, Jakarta: Perkumpulan senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengkritik tajam pergerakan HIPMI saat ini. Salah seorang anggota senior HIPMI, Oesman Sapta Odang mengungkapkan HIPMI harusnya punya andil lebih dalam perekonomian Indonesia.
"Kelihatannya generasi muda HIPMI enggak bisa manuvernya untuk melakukan satu kepentingan berarti bagi warga ini," kata Oesman di Hotel Fairmount, Jakarta Selatan, Sabtu (4/6/2016).
Padahal Oesman menjelaskan, dulunya HIPMI sangat dekat dengan pemerintah. Saat itu, Indonesia ada dalam kondisi di titik terendah. Kondisi itu membuka peluang bagi pengusaha untuk andil membangun negara dengan caranya sendiri.
"Saat Indonesia goncang HIPMI mendekat. Jadi ada nilai yang dibangun HIPMI betul ada artinya dan tumbuh. Tapi sekarang kita tahu pegusaha kita tidak cukup," terang Oesman.
Indonesia saat ini, lanjut Oesman, sangat kekurangan pengusaha sedikitnya 1,5 juta sampai 2 juta pengusaha. Padahal, kata dia, pengusaha Indonesia punya peran penting membantu perekonomian ASEAN terlebih Indonesia. "Pengusaha kita juga semakin lama semakin hilang," tegas Oesman.
Adapun dalam pertemuan ini hadir sejumlah pengusaha di antaranya Abu Rizal Bakrie, Abdul Latief, Cicip Sutardjo, Adi Warsita dan Siswono Yudo Husodo. Kemudian Azwir Dani Tara, Bambang Yuga Sugama.
Bentuk ISHI
Atas fenomena HIPMI itu, Oesman bilang senior HIPMI berencana membentuk perkumpulan baru Ikatan Senior HIPMI (ISHI). ISHI ini diharapkan bisa jadi tulang punggung bangsa yang baru. Kemudian HIPMI bisa juga membantu keadaan ekonomi Indonesia.
"Negara sedang membtuhkan kita semua. Tapi kita juga harus dibutuhkan oleh negara," kata Oesman diplomatis.
Selain itu, Oesman juga berharap ISHI bisa kembali menampakkan manuver dan taringnya. Sehingga keberadaan HIPMI bisa berjalan baik dan tak dipandang sebelah mata. "HIPMI harus seperti dulu. Menjadi pendorong bahkan jadi preassure group," ucap dia.
Di akhir sambutannya, Oesman menambahkan bahwa keberadaan HIPMI juga bisa jadi tulang punggung negara yang baru. Solidaritas yang dimiliki HIPMI dulu juga diyakini Oesman sapat meningkatkan kembali jiwa muda pengusaha di Indonesia.
"Saya yakin, kalau HIPMi bersatu, sulit organisasi apapun menghadapi kita. Saya hakul yakin organisasi kita solid," tandas dia.
medcom.id, Jakarta: Perkumpulan senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengkritik tajam pergerakan HIPMI saat ini. Salah seorang anggota senior HIPMI, Oesman Sapta Odang mengungkapkan HIPMI harusnya punya andil lebih dalam perekonomian Indonesia.
"Kelihatannya generasi muda HIPMI enggak bisa manuvernya untuk melakukan satu kepentingan berarti bagi warga ini," kata Oesman di Hotel Fairmount, Jakarta Selatan, Sabtu (4/6/2016).
Padahal Oesman menjelaskan, dulunya HIPMI sangat dekat dengan pemerintah. Saat itu, Indonesia ada dalam kondisi di titik terendah. Kondisi itu membuka peluang bagi pengusaha untuk andil membangun negara dengan caranya sendiri.
"Saat Indonesia goncang HIPMI mendekat. Jadi ada nilai yang dibangun HIPMI betul ada artinya dan tumbuh. Tapi sekarang kita tahu pegusaha kita tidak cukup," terang Oesman.
Indonesia saat ini, lanjut Oesman, sangat kekurangan pengusaha sedikitnya 1,5 juta sampai 2 juta pengusaha. Padahal, kata dia, pengusaha Indonesia punya peran penting membantu perekonomian ASEAN terlebih Indonesia. "Pengusaha kita juga semakin lama semakin hilang," tegas Oesman.
Adapun dalam pertemuan ini hadir sejumlah pengusaha di antaranya Abu Rizal Bakrie, Abdul Latief, Cicip Sutardjo, Adi Warsita dan Siswono Yudo Husodo. Kemudian Azwir Dani Tara, Bambang Yuga Sugama.
Bentuk ISHI
Atas fenomena HIPMI itu, Oesman bilang senior HIPMI berencana membentuk perkumpulan baru Ikatan Senior HIPMI (ISHI). ISHI ini diharapkan bisa jadi tulang punggung bangsa yang baru. Kemudian HIPMI bisa juga membantu keadaan ekonomi Indonesia.
"Negara sedang membtuhkan kita semua. Tapi kita juga harus dibutuhkan oleh negara," kata Oesman diplomatis.
Selain itu, Oesman juga berharap ISHI bisa kembali menampakkan manuver dan taringnya. Sehingga keberadaan HIPMI bisa berjalan baik dan tak dipandang sebelah mata. "HIPMI harus seperti dulu. Menjadi pendorong bahkan jadi
preassure group," ucap dia.
Di akhir sambutannya, Oesman menambahkan bahwa keberadaan HIPMI juga bisa jadi tulang punggung negara yang baru. Solidaritas yang dimiliki HIPMI dulu juga diyakini Oesman sapat meningkatkan kembali jiwa muda pengusaha di Indonesia.
"Saya yakin, kalau HIPMi bersatu, sulit organisasi apapun menghadapi kita. Saya hakul yakin organisasi kita solid," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)