medcom.id, Jakarta: Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menganggap bulan Juni sebagai bulannya Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno). Sebab, ada beberapa hari di bulan Juni berkaitan dengan riwayat bapak proklamator itu.
"Bulan Juni adalah bulan Bung Karno, lahirnya Pancasila kita peringati, lahirnya Bung Karno (6 Juni), proklamator dan penggali Pancasila juga bulan Juni. Wafatnya Bung Karno presiden pertama juga bulan Juni," kata Tjahjo di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2016).
1 Juni telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Hari Lahir Pancasila. Presiden Jokowi memeringatinya dengan napak tilas jejak Bung Karno di Bandung, dan melakukan kunjungan ke Lapas Banceuy.
Sedangkan Kemendagri memperingatinya dengan berbagai rangkaian kegiatan, diawali oleh upacara bendera yang dilaksanakan pagi ini. Dilanjutkan nanti malam, sebanyak 29 organisasi masyarakat berkumpul di Tugu Proklamasi.
"Nanti malam ada 29 ormas nasional diketuai oleh Bapak Syaifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur di Tugu Proklamasi, sekaligus ada 17 pesinden dan 45 pengrawit," papar Tjahjo.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat upacara di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat--Metrotvnews.com/Intan Fauzi.
Untuk memeringati wafat Bung Karno yang jatuh pada 21 Juni, Tjahjo juga berencana melakukan ziarah ke makam Bung Karno di Blitar. "Saya kira nanti ada rencana ke Blitar, nanti kita lihat waktu yang tepat itu," ujar Tjahjo.
Tjahjo juga berharap setiap instansi melakukan peringatan Hari Lahir Pancasila dengan penghormatan pada bendera merah putih, pembacaan teks Pancasila, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
"Itu untuk menggugah kebersamaan dan kesatuan kita sebagai bangsa majemuk," ungkap Tjahjo.
Sejarah Hari Lahir Pancasila terjadi saat Soekarno berpidato dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan pada 1 Juni 1945. Konsep dan rumusan awal Pancasila mulai dikemukakan, tapi baru disepakati dan dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.
medcom.id, Jakarta: Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menganggap bulan Juni sebagai bulannya Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno). Sebab, ada beberapa hari di bulan Juni berkaitan dengan riwayat bapak proklamator itu.
"Bulan Juni adalah bulan Bung Karno, lahirnya Pancasila kita peringati, lahirnya Bung Karno (6 Juni), proklamator dan penggali Pancasila juga bulan Juni. Wafatnya Bung Karno presiden pertama juga bulan Juni," kata Tjahjo di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2016).
1 Juni telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Hari Lahir Pancasila. Presiden Jokowi memeringatinya dengan napak tilas jejak Bung Karno di Bandung, dan melakukan kunjungan ke Lapas Banceuy.
Sedangkan Kemendagri memperingatinya dengan berbagai rangkaian kegiatan, diawali oleh upacara bendera yang dilaksanakan pagi ini. Dilanjutkan nanti malam, sebanyak 29 organisasi masyarakat berkumpul di Tugu Proklamasi.
"Nanti malam ada 29 ormas nasional diketuai oleh Bapak Syaifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur di Tugu Proklamasi, sekaligus ada 17 pesinden dan 45 pengrawit," papar Tjahjo.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat upacara di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat--Metrotvnews.com/Intan Fauzi.
Untuk memeringati wafat Bung Karno yang jatuh pada 21 Juni, Tjahjo juga berencana melakukan ziarah ke makam Bung Karno di Blitar. "Saya kira nanti ada rencana ke Blitar, nanti kita lihat waktu yang tepat itu," ujar Tjahjo.
Tjahjo juga berharap setiap instansi melakukan peringatan Hari Lahir Pancasila dengan penghormatan pada bendera merah putih, pembacaan teks Pancasila, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
"Itu untuk menggugah kebersamaan dan kesatuan kita sebagai bangsa majemuk," ungkap Tjahjo.
Sejarah Hari Lahir Pancasila terjadi saat Soekarno berpidato dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan pada 1 Juni 1945. Konsep dan rumusan awal Pancasila mulai dikemukakan, tapi baru disepakati dan dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)