Jakarta: Pembangunan di Indonesia dikritisi. Pemerintah dinilai hanya fokus melakukan pembangunan fisik selama 76 tahun.
"Tidak ada proyek nation and character building yang kontinuitas terjadi. Pembangunan kita terlalu terkonsentrasi pada hal-hal fisik," kata Wakil Ketua Fraksi NasDem di DPR Willy Aditya dalam program Crosscheck by Medcom.id bertemakan, 'Hapus Mental Inlander, Kita Bangsa Pemimpin', Minggu, 14 November 2021.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) itu menyayangkan hal itu terjadi. Menurut dia, pembangunan karakter bangsa tidak boleh diabaikan.
"Bagaimana mental dan jiwa menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya," ungkap dia.
Menurut dia, pembangunan karakter bangsa sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yakni, melalui program Revolusi Mental.
"Tapi itu tidak cukup hanya dengan sebuah jargon, dia harus menjadi sebuah movement," ujar dia.
Baca: Jangan Sampai Indonesia Dihargai Hanya dari Kuantitas dan Kekayaan Alam
Hal senada disampaikan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo (Tommy). Menurut dia, Revolusi Mental harus diwujudkan dalam aksi nyata, salah satunya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Kita harus bergeser dari tenaga kerja kerah biru menjadi kerah putih, menjadi direktur bank, bukan 130 ribu seperti sekarang," kata Tommy.
Jakarta: Pembangunan di Indonesia dikritisi. Pemerintah dinilai hanya fokus melakukan
pembangunan fisik selama 76 tahun.
"Tidak ada proyek
nation and character building yang kontinuitas terjadi. Pembangunan kita terlalu terkonsentrasi pada hal-hal fisik," kata Wakil Ketua Fraksi NasDem di DPR Willy Aditya dalam program
Crosscheck by Medcom.id bertemakan, 'Hapus Mental Inlander, Kita Bangsa Pemimpin', Minggu, 14 November 2021.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) itu menyayangkan hal itu terjadi. Menurut dia,
pembangunan karakter bangsa tidak boleh diabaikan.
"Bagaimana mental dan jiwa menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya," ungkap dia.
Menurut dia, pembangunan karakter bangsa sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yakni, melalui program Revolusi Mental.
"Tapi itu tidak cukup hanya dengan sebuah jargon, dia harus menjadi sebuah movement," ujar dia.
Baca:
Jangan Sampai Indonesia Dihargai Hanya dari Kuantitas dan Kekayaan Alam
Hal senada disampaikan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo (Tommy). Menurut dia, Revolusi Mental harus diwujudkan dalam aksi nyata, salah satunya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM).
"Kita harus bergeser dari tenaga kerja kerah biru menjadi kerah putih, menjadi direktur bank, bukan 130 ribu seperti sekarang," kata Tommy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)