Jakarta: Calon pimpinan KPK Irjen Firli Bahuri menyebut panitia seleksi (Pansel) KPK bekerja professional. Semua capim KPK diperlakukan sama sejak awal seleksi bergulir.
Menurut Firli tidak ada yang diberikan keistimewaan oleh Pansel Capim KPK yang diketuai Yenti Garnasih. Terkait tudingan yang menyebut ada perlakuan khusus pada salah satu capim, menurut Firli tidak benar dan hanya isu belaka.
“Saya mengikuti semua proses seleksi, tidak ada yang berbeda. Semua calon memiliki waktu, ruang, kesempatan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada satupun calon yang memperoleh hak privilage apalagi karpet merah,” kata Firli.
Firli mengatakan, dirinya masuk dalam 10 capim KPK karena mengikuti serangkaian tes yang ditentukan oleh Pansel KPK. Firli yakin tim pansel bekerja profesional, transparan, terbuka dan akuntabel.
“Saat uji publik saya menegaskan, jika saya memenuhi syarat kriteria jangan tidak diluluskan, demikian juga sebaliknya,” ujarnya.
Mantan ajudan Wapres Boediono ini menilai wajar jika dirinya masuk dalam jajaran calon pimpinan KPK periode 2019-2023.
Selain lulus serangkaian tes yang diberikan pansel, Firli mengeklaim punya banyak solusi inovatif untuk menjerat para koruptor dengan cepat. Dirinya berambisi melakukan pengembalian recovery asset yang ada di dalam dan di luar negeri untuk dikembalikan ke negara.
“Pimpinan KPK yang mendatang harus memiliki manajemen yang kuat, kemampuan dan keberanian untuk melakukan perubahan,” katanya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo disebut sudah menyerahkan nama-nama Capim KPK periode 2019-2023 ke DPR RI. 10 nama tersebut sesuai dengan capim pilihan panitia seleksi (Pansel).
Mereka adalah Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Kapolda Sumatra Selatan Irjen Firli Bahuri, Jaksa Johanis Tanak, auditor BPK I Nyoman Wara, hakim Nawawi Pomolango, advokat Lili Pintauli Siregar, dosen Nurul Ghufron dan Luthfi Jayadi Kurniawan, pegawai negeri sipil (PNS) Sekretariat Kabinet Roby Arya, dan PNS Kemenkeu Sigit Danang Joyo.
Jakarta: Calon pimpinan KPK Irjen Firli Bahuri menyebut panitia seleksi (Pansel) KPK bekerja professional. Semua capim KPK diperlakukan sama sejak awal seleksi bergulir.
Menurut Firli tidak ada yang diberikan keistimewaan oleh Pansel Capim KPK yang diketuai Yenti Garnasih. Terkait tudingan yang menyebut ada perlakuan khusus pada salah satu capim, menurut Firli tidak benar dan hanya isu belaka.
“Saya mengikuti semua proses seleksi, tidak ada yang berbeda. Semua calon memiliki waktu, ruang, kesempatan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada satupun calon yang memperoleh hak
privilage apalagi karpet merah,” kata Firli.
Firli mengatakan, dirinya masuk dalam 10 capim KPK karena mengikuti serangkaian tes yang ditentukan oleh Pansel KPK. Firli yakin tim pansel bekerja profesional, transparan, terbuka dan akuntabel.
“Saat uji publik saya menegaskan, jika saya memenuhi syarat kriteria jangan tidak diluluskan, demikian juga sebaliknya,” ujarnya.
Mantan ajudan Wapres Boediono ini menilai wajar jika dirinya masuk dalam jajaran calon pimpinan KPK periode 2019-2023.
Selain lulus serangkaian tes yang diberikan pansel, Firli mengeklaim punya banyak solusi inovatif untuk menjerat para koruptor dengan cepat. Dirinya berambisi melakukan pengembalian
recovery asset yang ada di dalam dan di luar negeri untuk dikembalikan ke negara.
“Pimpinan KPK yang mendatang harus memiliki manajemen yang kuat, kemampuan dan keberanian untuk melakukan perubahan,” katanya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo disebut sudah menyerahkan nama-nama Capim KPK periode 2019-2023 ke DPR RI. 10 nama tersebut sesuai dengan capim pilihan panitia seleksi (Pansel).
Mereka adalah Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Kapolda Sumatra Selatan Irjen Firli Bahuri, Jaksa Johanis Tanak, auditor BPK I Nyoman Wara, hakim Nawawi Pomolango, advokat Lili Pintauli Siregar, dosen Nurul Ghufron dan Luthfi Jayadi Kurniawan, pegawai negeri sipil (PNS) Sekretariat Kabinet Roby Arya, dan PNS Kemenkeu Sigit Danang Joyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)