Jakarta: Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDI Perjuangan (PDIP) dinilai makin memanas bila reshuffle kabinet dilakukan. Terlebih bila perombakan kabinet itu membidik menteri dari PDIP.
"Jika menteri-menteri yang di-reshuffle juga berasal dari PDIP, 'genderang perang' makin bertalu-talu. Konflik terbuka antara presiden dengan PDIP makin keras dan mengeras," kata peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli kepada Medcom.id, Selasa, 18 Juni 2024.
Lili mengatakan reshuffle kabinet sejatinya bermuatan politis. Terlebih, hal itu dilakukan di penghujung masa jabatan Jokowi.
"Ketika sisa waktu yang tinggal beberapa bulan lagi habis masa jabatan presiden ini, publik bisa menilai bahwa reshuffle kabinet akab cenderung bersifat politis," ucap Lili.
Dia mengatakan reshuffle kabinet dapat dimaknai untuk konsolidasi kekuasaan. Sehingga, perombakan dilakukan agar sesuai dengan keinginan kekuasaan dan menteri yang tak sejalan akan terdepak.
"Jika reshuffle itu bersifat politis, bisa jadi yang diganti adalah menteri-menteri dari parpol yang dianggap tidak sejalan dengan presiden atau ketum partai," ujar Lili.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui telah bertemu dengan para ketua umum (ketum) partai politik (parpol) pendukung pemerintah pada akhir Mei 2024. Namun, Jokowi tidak mengungkapkan isi pertemuan tersebut. Sementara, isu membicarakan reshuffle juga menguat.
"Ketemu (ketua umum partai politik), tetapi tidak berbicara itu (reshuffle kabinet)," tegas Jokowi kepada di Posyandu RPTRA Taman Sawo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Juni 2024.
Jakarta: Hubungan Presiden Joko Widodo (
Jokowi) dengan PDI Perjuangan (PDIP) dinilai makin memanas bila
reshuffle kabinet dilakukan. Terlebih bila perombakan kabinet itu membidik menteri dari PDIP.
"Jika menteri-menteri yang di-
reshuffle juga berasal dari PDIP, 'genderang perang' makin bertalu-talu. Konflik terbuka antara presiden dengan PDIP makin keras dan mengeras," kata peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli kepada
Medcom.id, Selasa, 18 Juni 2024.
Lili mengatakan
reshuffle kabinet sejatinya bermuatan politis. Terlebih, hal itu dilakukan di penghujung masa jabatan Jokowi.
"Ketika sisa waktu yang tinggal beberapa bulan lagi habis masa jabatan presiden ini, publik bisa menilai bahwa
reshuffle kabinet akab cenderung bersifat politis," ucap Lili.
Dia mengatakan
reshuffle kabinet dapat dimaknai untuk konsolidasi kekuasaan. Sehingga, perombakan dilakukan agar sesuai dengan keinginan kekuasaan dan menteri yang tak sejalan akan terdepak.
"Jika
reshuffle itu bersifat politis, bisa jadi yang diganti adalah menteri-menteri dari parpol yang dianggap tidak sejalan dengan presiden atau ketum partai," ujar Lili.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui telah bertemu dengan para ketua umum (ketum) partai politik (parpol) pendukung pemerintah pada akhir Mei 2024. Namun, Jokowi tidak mengungkapkan isi pertemuan tersebut. Sementara, isu membicarakan
reshuffle juga menguat.
"Ketemu (ketua umum partai politik), tetapi tidak berbicara itu (
reshuffle kabinet)," tegas Jokowi kepada di Posyandu RPTRA Taman Sawo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Juni 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)