Jakarta: Mantan Calon Presiden Ganjar Pranowo menolak bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029 jika ada penawaran. Penolakan itu merupakan wujud dari sikap politik yang dipilih Ganjar untuk lima tahun mendatang.
"(Jika ada tawaran jadi menteri) itu sudah saya jawab berkali-kali. Biar bedakan antara sikap politik dengan penghormatan kepada pemenang," kata Ganjar kepada wartawan di Sleman, Kamis 25 April 2024.
Ganjar mengaku partainya, yakni PDIP belum mengambil keputusan terkait sikap politik untuk lima tahun mendatang. Namun Ganjar meyakini PDIP akan mengambil peran sebagai oposisi.
Hal ini berdasarkan pernyataan yang selama ini disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebagai kader, Ganjar akan tegak lurus dengan kebijakan tersebut.
Baca juga: Ganjar Pranowo Masih Berharap dari Gugatan PDIP Kepada KPU di PTUN
"Saya menghormati pemenang, tapi sikap politik saya, lebih baik kami di luar (pemerintahan)," tegas Ganjar.
Sebelumnya, KPU menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penetapan dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutus sengketa hasil pemilu.
"Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai psangan calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2024.
Hasyim mengatakan penetapan itu berdasarkan perolehan suara Prabowo-Gibran. Mereka meraih 58,59 persen suara dan unggul di lebih dari 20 provinsi di Indonesia.
Penetapan hasil Pilpres 2024 dilakukan setelah MK memutus perkara sengketa hasil Pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Senin, 22 April 2024.
Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024 yang disengketakan ke MK, Prabowo-Gibran memperoleh suara terbanyak pada Pilpres 2024 dengan 96.214.691 suara. Sementara itu, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud masing-masing memperoleh 40.971.906 suara dan 27.040.878 suara.
Jakarta: Mantan Calon Presiden
Ganjar Pranowo menolak bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029 jika ada penawaran. Penolakan itu merupakan wujud dari sikap politik yang dipilih Ganjar untuk lima tahun mendatang.
"(Jika ada tawaran jadi menteri) itu sudah saya jawab berkali-kali. Biar bedakan antara sikap politik dengan penghormatan kepada pemenang," kata Ganjar kepada wartawan di Sleman, Kamis 25 April 2024.
Ganjar mengaku partainya, yakni PDIP belum mengambil keputusan terkait sikap politik untuk lima tahun mendatang. Namun Ganjar meyakini PDIP akan mengambil peran sebagai oposisi.
Hal ini berdasarkan pernyataan yang selama ini disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebagai kader, Ganjar akan tegak lurus dengan kebijakan tersebut.
Baca juga:
Ganjar Pranowo Masih Berharap dari Gugatan PDIP Kepada KPU di PTUN
"Saya menghormati pemenang, tapi sikap politik saya, lebih baik kami di luar (pemerintahan)," tegas Ganjar.
Sebelumnya, KPU menetapkan
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penetapan dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutus sengketa hasil pemilu.
"Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai psangan calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2024.
Hasyim mengatakan penetapan itu berdasarkan perolehan suara Prabowo-Gibran. Mereka meraih 58,59 persen suara dan unggul di lebih dari 20 provinsi di Indonesia.
Penetapan hasil Pilpres 2024 dilakukan setelah MK memutus perkara sengketa hasil Pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Senin, 22 April 2024.
Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024 yang disengketakan ke MK, Prabowo-Gibran memperoleh suara terbanyak pada Pilpres 2024 dengan 96.214.691 suara. Sementara itu, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud masing-masing memperoleh 40.971.906 suara dan 27.040.878 suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)