Jakarta: Masyarakat diminta rasional mendukung tokoh politik. Rasionalitas mesti menjadi dasar dukungan, sehingga politik akal, bukan politik emosi.
“Itu lah yang menurut saya, kalau kita membiarkan politik ditentukan oleh massa yang tidak rasional, maka pasti kekecewaannya akan setiap saat, tidak selesai," kata politikus Partai Gelora Fahri Hamzah dalam dialog di YouTube, Kamis, 9 Desember 2021.
Menurut dia, massa yang tidak rasional hanya mencari tokoh politik untuk mengorganisasi kekecewaannya. Sehingga, tak terima jika tokoh politik yang didukung dikritik.
Fahri mengatakan hal tersebut merupakan anomali demokrasi. Masyarakat diminta tidak menanggalkan rasionalitas dalam mendukung.
"Di situ saya menyadari, ini hanya massa mencari pahlawan untuk mengorganisir kekecewaannya yang terus menerus. Dan, ini tidak rasional," kata Fahri.
Baca: Gagasan dan Prestasi Dinilai Sama Penting dalam Membangun Bangsa
Dia memberi contoh saat dirinya menjadi sorotan netizen lantaran mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Fahri tak membeberkan kritiknya dan respons netizen yang dimaksud.
Menurut dia, hal tersebut dilakukan pendukung yang tak rasional. Mereka dinilai mencampurkan emosi dalam dukungannya.
"Sehingga kita tidak pernah meneruskan satu dialog. Bukan politik akal, tapi politik emosi. Politik mood,” kata Fahri.
Jakarta: Masyarakat diminta rasional mendukung
tokoh politik. Rasionalitas mesti menjadi dasar dukungan, sehingga politik akal, bukan
politik emosi.
“Itu lah yang menurut saya, kalau kita membiarkan politik ditentukan oleh massa yang tidak rasional, maka pasti kekecewaannya akan setiap saat, tidak selesai," kata politikus
Partai Gelora Fahri Hamzah dalam dialog di
YouTube, Kamis, 9 Desember 2021.
Menurut dia, massa yang tidak rasional hanya mencari tokoh politik untuk mengorganisasi kekecewaannya. Sehingga, tak terima jika tokoh politik yang didukung dikritik.
Fahri mengatakan hal tersebut merupakan anomali demokrasi. Masyarakat diminta tidak menanggalkan rasionalitas dalam mendukung.
"Di situ saya menyadari, ini hanya massa mencari pahlawan untuk mengorganisir kekecewaannya yang terus menerus. Dan, ini tidak rasional," kata Fahri.
Baca:
Gagasan dan Prestasi Dinilai Sama Penting dalam Membangun Bangsa
Dia memberi contoh saat dirinya menjadi sorotan netizen lantaran mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Fahri tak membeberkan kritiknya dan respons netizen yang dimaksud.
Menurut dia, hal tersebut dilakukan pendukung yang tak rasional. Mereka dinilai mencampurkan emosi dalam dukungannya.
"Sehingga kita tidak pernah meneruskan satu dialog. Bukan politik akal, tapi politik emosi. Politik
mood,” kata Fahri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)