Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo. Foto: MI/Mohamad Irfan
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo. Foto: MI/Mohamad Irfan

Klarifikasi Masinton Ditunggu

Al Abrar • 01 Februari 2016 19:15
medcom.id, Jakarta: Komisi III DPR belum mendapatkan laporan dan klarifikasi dari Masinton Pasaribu terkait dugaan penganiayaan terhadap staf ahlinya, Dita Aditia Ismawati.
 
"Kami sebagai pimpinan Komisi III belum dapat klarifikasi dari Masinton. Yang bersangkutan sedang Kunker," ujar Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/2/2016).
 
Karena itu, menurut Bambang, pihaknya belum bisa berkomentar banyak terhadap kasus pemukulan yang kini tengah bergulir di Bareskrim Mabes Polri.

Masinton diduga dua kali menganiaya Dita. Meski begitu, politikus Golkar ini tidak dapat menarik kesimpulan hanya berdasarkan keterangan Dita. Sebab dalam hukum diperlukan saksi, fakta, dan bukti.
 
"Kita tidak bisa tarik kesimpulan dari laporan sepihak yang berdiri sendiri. Mungkin dalam satu atau dua hari ini, pak Masinton kan sekarang sedang di Bali," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini.
 
Sebelumnya, Dita angkat bicara soal kekerasan yang menimpa dirinya. Dita mengaku dipukuli anggota DPR itu pada 17 November 2015.
 
Itu disampaikan Direktur LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (Apik) Ratna Batara Munti setelah bertemu Dita. Ratna mengatakan, kejadian pertama itu saat Dita cuti kerja karena ada tugas kuliah.
 
Masinton kesal karena telepon genggam Dita tak bisa dihubungi. Dia lalu mendatangi apartemen tempat Dita tinggal.
 
Di apartemen, cerita Dita ke Ratna, dia nyaris dicekik hanya karena tidak masuk kantor tanpa izin Masinton. "Kemudian didorong ke dinding," kata Ratna di kantor LBH APIK, Condet, Jakarta Timur, Senin (1/2/2016).
 
Klarifikasi Masinton Ditunggu
Staf Tenaga Ahli Anggota Komisi III Fraksi PDIP Perjuangan Masinton Pasaribu, Dita Aditya melaporkan kasus penganiyayaan ke Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik) di kantor LBH Apik, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/2). Foto: MI/Galih Pradipta
 
Tak hanya itu, Masinton juga membanting gawai milik Dita hingga hancur. Mendapat perlakuan buruk, Dita hanya melapor ke sekuriti apartemen.
 
Masinton, anggota Fraksi PDI Perjuangan, diduga kembali memukuli Dita pada 21 Januari. Dita lantas melaporkan kejadian kedua ini ke Bareskrim Polri pada 30 Januari 2016.
 
Dita dan Masinton memang memiliki kedekatan. Dita mengaku ingin belajar politik dan mengagumi Masinton. Masinton banyak memberi wawasan kepada Dita.
 
"Masinton baik, tapi ketika marah tidak bisa mengontrol. Mungkin dia merasa memiliki dan menguasai hidup Dita. Dia (Masinton) tidak mau disepelekan," jelas Ratna.
 
Klarifikasi Masinton Ditunggu
Politisi PDIP Masinton Pasaribu mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Rabu (18/11). Foto: MI/Rommy Pujianto
 
Celakanya, dari hari ke hari, Masinton makin posesif sehingga terkesan ingin menguasai hidup Dita. Masinton, menurut Ratna, menginginkan kontrol penuh atas hidup Dita.
 
Karena memang dekat, Dita mengira itu hanya perlakuan seorang anggota Dewan kepada asisten. Dita juga menyampaikan ke Ratna bahwa keluarganya sudah mengenal dekat keluarga Masinton.
 
Ratna menilai aneh bila Masinton membantah menganiaya Dita. Ketika Dita dirawat di Rumah Sakit Mata Aini di Cikini, Masinton menjenguk.
 
Kepada orang tua Dita, Masinton pernah menyampaikan tidak akan terjadi pemukulan kepada Dita untuk ketiga kali. "Itu artinya, yang dua kali dia akui," ujar Ratna.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan