Sebanyak 5 dari 16 peserta mogok makan di depan Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, tumbang pada Minggu, 18 Desember 2022. Dok Istimewa
Pemerintah Diminta Perhatikan Aksi Demo Makan di Depan Komnas HAM
Candra Yuri Nuralam • 19 Desember 2022 21:09
Jakarta: Pemerintah diminta memperhatikan aksi demo makan di depan Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Mereka berhenti makan sejak Selasa, 13 Desember 2022.
"Gerakan perlawanan melalui aksi unjuk rasa dan mogok makan ini harus didukung penuh. Hal ini agar pemerintah dan Komnas HAM segera bergerak untuk mengambil tindakan tegas," kata tokoh masyarakat KSB di Jakarta, Amir Jawas, melalui keterangan tertulis, Senin, 19 Desember 2022.
Para pedemo meminta pemerintah dan Komnas HAM menengahi permintaan perbaikan dalam jaminan ketenagakerjaan pekerja tambang PT AMNT di Sumbawa Barat. Amir berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar pekerja, masyarakat dan para pengusaha mendapatkan kesepakatan.
Ketua Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang Kabupaten Sumbawa (Amanat) Erry Sariyawan berharap Komnas HAM memberikan respons. Pengaduan masyarakat, termasuk pegawai, tidak boleh diabaikan.
"Amanat juga meminta respons cepat Komnas HAM atas pengaduan tersebut," ucap Erry.
Erry mengatakan keluhan para pegawai ini sudah dilaporkan ke Dinas Ketenagakerjaan. Tapi, titik tengah permasalahan belum ditemukan.
"Perjuangan teman-teman sudah sangat panjang. Ada yang melakukan demonstrasi hampir empat tahun tetapi tidak ada respons sama sekali," ujar Erry.
Sebelumnya, sebanyak 5 dari 16 peserta mogok makan di depan Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, tumbang pada Minggu, 18 Desember 2022. Para peserta mogok makan ini merupakan anggota dari Aliansi Mahasiswa Anti Mafia Tambang (Amanat).
"Kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor," kata anggota tim dokter dari RS Pena 98, Rudolf Usmany, melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Desember 2022.
Rudolf mengatakan para peserta mogok makan lainnya masih terus melanjutkan aksi. Padahal, kondisinya tidak bisa dikatakan baik. Tim dokter terus memeriksa kesehatan para peserta aksi.
Jakarta: Pemerintah diminta memperhatikan
aksi demo makan di depan Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Mereka berhenti makan sejak Selasa, 13 Desember 2022.
"Gerakan perlawanan melalui aksi unjuk rasa dan mogok makan ini harus didukung penuh. Hal ini agar pemerintah dan Komnas HAM segera bergerak untuk mengambil tindakan tegas," kata tokoh masyarakat KSB di Jakarta, Amir Jawas, melalui keterangan tertulis, Senin, 19 Desember 2022.
Para pedemo meminta pemerintah dan Komnas HAM menengahi permintaan perbaikan dalam jaminan ketenagakerjaan pekerja tambang PT AMNT di Sumbawa Barat. Amir berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar pekerja, masyarakat dan para pengusaha mendapatkan kesepakatan.
Ketua Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang Kabupaten Sumbawa (Amanat) Erry Sariyawan berharap Komnas HAM memberikan respons. Pengaduan masyarakat, termasuk pegawai, tidak boleh diabaikan.
"Amanat juga meminta respons cepat Komnas HAM atas pengaduan tersebut," ucap Erry.
Erry mengatakan keluhan para pegawai ini sudah dilaporkan ke Dinas Ketenagakerjaan. Tapi, titik tengah permasalahan belum ditemukan.
"Perjuangan teman-teman sudah sangat panjang. Ada yang melakukan demonstrasi hampir empat tahun tetapi tidak ada respons sama sekali," ujar Erry.
Sebelumnya, sebanyak 5 dari 16 peserta mogok makan di depan Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, tumbang pada Minggu, 18 Desember 2022. Para peserta mogok makan ini merupakan anggota dari Aliansi Mahasiswa Anti Mafia Tambang (Amanat).
"Kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor," kata anggota tim dokter dari RS Pena 98, Rudolf Usmany, melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Desember 2022.
Rudolf mengatakan para peserta mogok makan lainnya masih terus melanjutkan aksi. Padahal, kondisinya tidak bisa dikatakan baik. Tim dokter terus memeriksa kesehatan para peserta aksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)