Jakarta: Pekerjaan rumah Pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan perempuan Indonesia kini menunjukkan perkembangan. Keterlibatan perempuan dalam sektor ekonomi jadi bukti kontribusi dan sikap berdikari melawan patriarki.
Permasalahan dan kesenjangan perempuan menjadi PR besar untuk segera ditangani. Hingga saat ini, marjinalisasi dan domestikasi menjadi ancaman nyata bagi kaum perempuan di Indonesia.
Menarik garis dalam catatan sejarah menunjukkan perempuan pernah menempati kedudukan penting dan strategis dalam tata negara di Indonesia. Namun, terlepas dari semua pencapaian yang ada, masih terdapat paham-paham baru yang tanpa disadari melanggengkan budaya patriarki.
Perempuan masih menjadi kaum kedua yang dilemahkan dan diremehkan kekuatannya. Perempuan dianggap tidak bisa berkontribusi banyak dalam masyarakat.
Menurut Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Selasa, 12 Juli 2022, kaum perempuan bisa lebih dari itu.
Menurutnya, pekerjaan rumah terbesar yang sedang dikerjakan pemerintah adalah memberantas budaya-budaya patriarki. Hal ini guna menjamin gerak bebas perempuan untuk bisa melakukan apapun dan menjadi apapun.
Dibuktikan dalam catatan yang diterangkan oleh Lestari pada wawancaranya, perempuan juga berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia.
“Dalam catatan saya, di tingkat usaha mikro, dari 63,9 juta usaha di Indonesia, 52 persennya itu perempuan. Sedangkan dari tingkat usaha kecil, dari 193 ribu, 56 persennya itu milik perempuan. Sementara usaha menengah, 44,7 ribu, 36 persennya milik perempuan,” jelas dia.
Ia juga menambahkan bahwa perempuan juga bisa mengambil peran penting dalam masyarakat dan menjadi berdikari terlepas dari pekerjaan rumah yang dihadapi.
“Jadi sebetulnya, terlepas dari semua permasalahan yang kita hadapi, perempuan itu mengambil peran secara nyata apapun alasannya,” katanya. (Kinanthi Redha)
Jakarta: Pekerjaan rumah Pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan dan
pemberdayaan perempuan Indonesia kini menunjukkan perkembangan. Keterlibatan
perempuan dalam sektor ekonomi jadi bukti kontribusi dan sikap berdikari melawan patriarki.
Permasalahan dan kesenjangan perempuan menjadi PR besar untuk segera ditangani. Hingga saat ini, marjinalisasi dan domestikasi menjadi ancaman nyata bagi kaum perempuan di Indonesia.
Menarik garis dalam catatan sejarah menunjukkan perempuan pernah menempati kedudukan penting dan strategis dalam tata negara di Indonesia. Namun, terlepas dari semua pencapaian yang ada, masih terdapat paham-paham baru yang tanpa disadari melanggengkan budaya patriarki.
Perempuan masih menjadi kaum kedua yang dilemahkan dan diremehkan kekuatannya. Perempuan dianggap tidak bisa berkontribusi banyak dalam masyarakat.
Menurut Wakil Ketua MPR RI
Lestari Moerdijat dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Selasa, 12 Juli 2022, kaum perempuan bisa lebih dari itu.
Menurutnya, pekerjaan rumah terbesar yang sedang dikerjakan pemerintah adalah memberantas budaya-budaya patriarki. Hal ini guna menjamin gerak bebas perempuan untuk bisa melakukan apapun dan menjadi apapun.
Dibuktikan dalam catatan yang diterangkan oleh Lestari pada wawancaranya, perempuan juga berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia.
“Dalam catatan saya, di tingkat usaha mikro, dari 63,9 juta usaha di Indonesia, 52 persennya itu perempuan. Sedangkan dari tingkat usaha kecil, dari 193 ribu, 56 persennya itu milik perempuan. Sementara usaha menengah, 44,7 ribu, 36 persennya milik perempuan,” jelas dia.
Ia juga menambahkan bahwa perempuan juga bisa mengambil peran penting dalam masyarakat dan menjadi berdikari terlepas dari pekerjaan rumah yang dihadapi.
“Jadi sebetulnya, terlepas dari semua permasalahan yang kita hadapi, perempuan itu mengambil peran secara nyata apapun alasannya,” katanya. (
Kinanthi Redha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)