Jakarta: Mantan Menteri Agama Quraish Shihab menyebut saat ini politisasi agama Islam mulai kehilangan tujuannya. Hal ini pula yang membuat kehidupan politik bangsa terkini memanas.
"Di dalam Islam dikenal asyadah syariah, 'siasah keagamaan'. Tujuannya untuk kemaslahatan (kebaikan/keselamatan). Persis seperti pengemudi bila ada lubang di sebelah dia hindari, gunanya itu untuk menuju tujuan yaitu maslahat," kata Quraish Shihab saat diberi kesempatan menutup orasi budaya pada haul ke-13 Cak Nur di Granada Ballroom, Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Agustus 2018.
Menurutnya, politisasi agama seharusnya untuk kemaslahatan bersama, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, pada praktiknya partai politik Islam memolitisasi agama untuk kebaikan yang lebih kecil.
Sejalan dengan ide Cak Nur soal 'Islam Yes, Partai Islam No', Quraish menyebut politik agama kini lebih pada menguntungkan satu kelompok dan kelompok lainnya. "Sayangnya politik sudah diartikan di luar makna itu, makanya kita tidak setuju bila politik diartikan di luar makna itu," ujarnya.
"Cak Nur melihat apa yang maslahat untuk bangsa, karena itu ia bilang 'Partai Islam No' karena pada praktiknya sudah keluar dari kemaslahatan bangsa." ucap dia.
Quraish menyebut politisasi agama sekarang menyimpang dari ajaran Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam. Terlebih bila sudah menyinggung golongan minoritas atau mayoritas. Bila subtansi keislaman benar-benar diterapkan, kata dia, seharusnya sudah tidak ada lagi celah perpecahan di dalam bingkai kehidupan bernegara.
"Itu Syeikh Al Azhar yang bilang. Tidak ada lagi (perpecahan) karena semua sudah lebur dalam wadah kesatuan bangsa," kata Quraish.
Jakarta: Mantan Menteri Agama Quraish Shihab menyebut saat ini politisasi agama Islam mulai kehilangan tujuannya. Hal ini pula yang membuat kehidupan politik bangsa terkini memanas.
"Di dalam Islam dikenal
asyadah syariah, 'siasah keagamaan'. Tujuannya untuk kemaslahatan (kebaikan/keselamatan). Persis seperti pengemudi bila ada lubang di sebelah dia hindari, gunanya itu untuk menuju tujuan yaitu maslahat," kata Quraish Shihab saat diberi kesempatan menutup orasi budaya pada haul ke-13 Cak Nur di Granada Ballroom, Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Agustus 2018.
Menurutnya, politisasi agama seharusnya untuk kemaslahatan bersama, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, pada praktiknya partai politik Islam memolitisasi agama untuk kebaikan yang lebih kecil.
Sejalan dengan ide Cak Nur soal 'Islam Yes, Partai Islam No', Quraish menyebut politik agama kini lebih pada menguntungkan satu kelompok dan kelompok lainnya. "Sayangnya politik sudah diartikan di luar makna itu, makanya kita tidak setuju bila politik diartikan di luar makna itu," ujarnya.
"Cak Nur melihat apa yang maslahat untuk bangsa, karena itu ia bilang 'Partai Islam
No' karena pada praktiknya sudah keluar dari kemaslahatan bangsa." ucap dia.
Quraish menyebut politisasi agama sekarang menyimpang dari ajaran Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam. Terlebih bila sudah menyinggung golongan minoritas atau mayoritas. Bila subtansi keislaman benar-benar diterapkan, kata dia, seharusnya sudah tidak ada lagi celah perpecahan di dalam bingkai kehidupan bernegara.
"Itu Syeikh Al Azhar yang bilang. Tidak ada lagi (perpecahan) karena semua sudah lebur dalam wadah kesatuan bangsa," kata Quraish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)