medcom.id, Jakarta: Tim Konsultatif Independen (Tim 9) tetap bertahan dengan rekomendasi agar Presiden Joko Widodo tidak melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Pun, setelah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, membatalkan status tersangka yang tersemat untuk jenderal bintang tiga itu.
Tim 9 dalam waktu dekat akan menyampaikan rekomendasi berisi tujuh poin kepada presiden. Satu di antaranya meminta Komjen Budi mundur dari pencalonan Kapolri.
"Tim Konsultatif Independen mengharapkan presiden berupaya agar Komjen Budi bersedia mengundurkan diri dalam pencalonan Kapolri demi kepentingan bangsa dan negara," kata Syafii Maarif di Kantor Maarif Institute, Jalan Tebet Barat Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa, (17/2/2015) malam.
Syafii mendesak Presiden memilih satu nama lain dari sejumlah jenderal bintang tiga yang dianggap memenuhi kualifikasi serta bebas dari polemik masa depan. Tidak hanya baik secara individu, tapi kapolri yang mampu menjaga soliditas dan membangun kembali kepercayaan publik.
"Presiden segera memulai proses pemilihan calon kapolri baru agar soliditas dan independensi Polri terjaga," terang dia.
Keputusan itu diambil tim yang dihadiri lima dari sembilan anggota. Mereka adalah Tokoh Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno, Guru Besar Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana, Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar, dan Sosiolog Imam Prasodjo.
medcom.id, Jakarta: Tim Konsultatif Independen (Tim 9) tetap bertahan dengan rekomendasi agar Presiden Joko Widodo tidak melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Pun, setelah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, membatalkan status tersangka yang tersemat untuk jenderal bintang tiga itu.
Tim 9 dalam waktu dekat akan menyampaikan rekomendasi berisi tujuh poin kepada presiden. Satu di antaranya meminta Komjen Budi mundur dari pencalonan Kapolri.
"Tim Konsultatif Independen mengharapkan presiden berupaya agar Komjen Budi bersedia mengundurkan diri dalam pencalonan Kapolri demi kepentingan bangsa dan negara," kata Syafii Maarif di Kantor Maarif Institute, Jalan Tebet Barat Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa, (17/2/2015) malam.
Syafii mendesak Presiden memilih satu nama lain dari sejumlah jenderal bintang tiga yang dianggap memenuhi kualifikasi serta bebas dari polemik masa depan. Tidak hanya baik secara individu, tapi kapolri yang mampu menjaga soliditas dan membangun kembali kepercayaan publik.
"Presiden segera memulai proses pemilihan calon kapolri baru agar soliditas dan independensi Polri terjaga," terang dia.
Keputusan itu diambil tim yang dihadiri lima dari sembilan anggota. Mereka adalah Tokoh Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno, Guru Besar Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana, Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar, dan Sosiolog Imam Prasodjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)