Jakarta: Ketua Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah menyebut ada upaya beberapa pihak yang mengadu-domba antar anak bangsa lewat politik pecah-belah antara agama dan negara. Ia bilang politik pecah-belah itu tersebar lewat cara baru yaitu melalui platform digital media sosial.
"Ada upaya adu domba dengan mereproduksi politik memecah-belah dengan cara-cara baru, menggunakan fasilitas telepon genggam, media sosial," kata Basarah dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 23 Maret 2018, seperti dikutip dari Antara.
Menurut politikus PDI Perjuangan itu, saat ini tidak relevan mempertentangkan antara agama dengan negara. Dia mengimbau kepada kaum muda harus bisa memetakan dan mengidentifikasi permasalahan dengan jernih.
Ia juga berharap agar kaum muda mampu menghasilkan solusi bagi bangsa, yaitu kembali kepada politik nasional. Karena kalau sampai masyarakat tidak sadar akan ancaman ini bisa jadi Indonesia akan dijajah kembali oleh bangsa lain.
"Kesadaran ini harus dilakukan oleh kaum progresif revolusioner, karena tantangan semakin kompleks sehingga pemetaan perlu diidentifikasi dengan jelas. Jawabannya kembali kepada politik nasional dengan ciri gotong royong," ujarnya.
Dalam kegiatan bersama mahasiswa organisasi yang didirikan mantan presiden Soekarno itu, Basarah mengatakan peran mahasiswa penting dalam sosialisasi Empat Pilar MPR.
Dia mengatakan Soekarno sebagai seorang nasionalis adalah seorang santri yang menjalankan ajaran agamanya dan itu ditulis dalam buku karya Soekarno berjudul "Sarinah".
"Tanggung jawab pemuda saat ini adalah membumikan Pancasila sehingga saya harap mereka dapat menyulam dan menjahit merah putih yang sempat tercabik-cabik dengan karakter pandangan transnasional," katanya.
Jakarta: Ketua Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah menyebut ada upaya beberapa pihak yang mengadu-domba antar anak bangsa lewat politik pecah-belah antara agama dan negara. Ia bilang politik pecah-belah itu tersebar lewat cara baru yaitu melalui
platform digital media sosial.
"Ada upaya adu domba dengan mereproduksi politik memecah-belah dengan cara-cara baru, menggunakan fasilitas telepon genggam, media sosial," kata Basarah dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 23 Maret 2018, seperti dikutip dari
Antara.
Menurut politikus PDI Perjuangan itu, saat ini tidak relevan mempertentangkan antara agama dengan negara. Dia mengimbau kepada kaum muda harus bisa memetakan dan mengidentifikasi permasalahan dengan jernih.
Ia juga berharap agar kaum muda mampu menghasilkan solusi bagi bangsa, yaitu kembali kepada politik nasional. Karena kalau sampai masyarakat tidak sadar akan ancaman ini bisa jadi Indonesia akan dijajah kembali oleh bangsa lain.
"Kesadaran ini harus dilakukan oleh kaum progresif revolusioner, karena tantangan semakin kompleks sehingga pemetaan perlu diidentifikasi dengan jelas. Jawabannya kembali kepada politik nasional dengan ciri gotong royong," ujarnya.
Dalam kegiatan bersama mahasiswa organisasi yang didirikan mantan presiden Soekarno itu, Basarah mengatakan peran mahasiswa penting dalam sosialisasi Empat Pilar MPR.
Dia mengatakan Soekarno sebagai seorang nasionalis adalah seorang santri yang menjalankan ajaran agamanya dan itu ditulis dalam buku karya Soekarno berjudul "Sarinah".
"Tanggung jawab pemuda saat ini adalah membumikan Pancasila sehingga saya harap mereka dapat menyulam dan menjahit merah putih yang sempat tercabik-cabik dengan karakter pandangan transnasional," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DMR)