Jakarta: Pelarangan penggunaan alat cantrang dinilai berdampak negatif bagi nelayan. Selain menambah pengangguran, kapal pengganti yang disediakan pemerintah tidak maksimal.
Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pertanian dan Kemaritiman, Emmy Hafild mengungkapkan, tiap kapal kecil memiliki tiga anak buah kapal (ABK), sedangkan kapal besar memiliki sekitar 30 ABK.
"Total unit (kapal pengguna cantrang) kalau enggak salah sekitar 600 ribuan. Nah itu (jumlah ABK) dikalikan 600 ribu. Itu nanggung berapa orang. Satu orang punya keluarga berapa, hitung saja tiga. Sudah 1,8 juta orang kehilangan penghasilan," kata Emmy di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa 12 Desember 2017.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/8N08a6dN" allowfullscreen></iframe>
Menurut Emmy, para nelayan itu tidak bisa bekerja di tempat lain. Selain itu, kapal pengganti yang disediakan pemerintah tidak maksimal.
Baca: NasDem Beberkan Kelebihan Cantrang ketimbang Gill Net
"Pada saat sekarang enggak bisa. Kalaupun dilarang, perlu road map yang panjang dengan tahapan satu, dua dan tiga," ujarnya.
Menurut Emmy, pemerintah tidak bisa serta-merta mengganti alat tangkap nelayan. Pasalnya, keahlian dan pengetahuan nelayan menggunakan alat tangkap berdasarkan pengalaman.
"Bertahun-tahun. Bukan dari sekolah. Kalau sudah 20 tahun jadi nahkoda kapal cantrang, apa bisa dia bawa kapal gill net? Tidak bisa. Apa bisa dia bawa kapal purse seine? Tidak bisa. Sebab, jenis ikan yang ditangkap itu beda. Dia tahu di mana cari lokasi ikan yang ingin ditangkap," ujarnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ObzW6OZk" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Pelarangan penggunaan alat cantrang dinilai berdampak negatif bagi nelayan. Selain menambah pengangguran, kapal pengganti yang disediakan pemerintah tidak maksimal.
Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pertanian dan Kemaritiman, Emmy Hafild mengungkapkan, tiap kapal kecil memiliki tiga anak buah kapal (ABK), sedangkan kapal besar memiliki sekitar 30 ABK.
"Total unit (kapal pengguna cantrang) kalau enggak salah sekitar 600 ribuan. Nah itu (jumlah ABK) dikalikan 600 ribu. Itu nanggung berapa orang. Satu orang punya keluarga berapa, hitung saja tiga. Sudah 1,8 juta orang kehilangan penghasilan," kata Emmy di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa 12 Desember 2017.
Menurut Emmy, para nelayan itu tidak bisa bekerja di tempat lain. Selain itu, kapal pengganti yang disediakan pemerintah tidak maksimal.
Baca:
NasDem Beberkan Kelebihan Cantrang ketimbang Gill Net
"Pada saat sekarang enggak bisa. Kalaupun dilarang, perlu
road map yang panjang dengan tahapan satu, dua dan tiga," ujarnya.
Menurut Emmy, pemerintah tidak bisa serta-merta mengganti alat tangkap nelayan. Pasalnya, keahlian dan pengetahuan nelayan menggunakan alat tangkap berdasarkan pengalaman.
"Bertahun-tahun. Bukan dari sekolah. Kalau sudah 20 tahun jadi nahkoda kapal cantrang, apa bisa dia bawa kapal
gill net? Tidak bisa. Apa bisa dia bawa kapal
purse seine? Tidak bisa. Sebab, jenis ikan yang ditangkap itu beda. Dia tahu di mana cari lokasi ikan yang ingin ditangkap," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)