medcom.id, Jakarta: Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. PGPI menyampaikan dukungannya kepada pemerintahan Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Kami datang melaporkan diri kami kepada Bapak dan menyatakan kami mendukung program pemerintah yang dipimpin oleh Bapak Joko Widodo dalam periode yang ditetapkan Tuhan bagi bangsa dan negeri kita pada saat ini," kata Ketua Umum PGPI Jacob Nahuway di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 3 November 2017.
Ia mengklaim PGPI memiliki 13,5 juta umat di Tanah Air. Jacob juga mengatakan aliran Pentakosta pun tak ada di Persekutuan Gereja Indonesia (PGI).
Menurut dia, seluruh umat PGPI mendukung penuh pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Khususnya pembangunan infrastruktur untuk Indonesia bagian timur.
"Saya melihat bagaimana Bapak mempunyai kemampuan untuk membangun infrastruktur di seluruh Tanah Air. Teristimewa juga mengadakan gebrakan khusus meratakan minyak yang diperoleh kawan-kawan kami di Papua. Dulu harganya melambung tinggi dan mencekik rakyat biasa," ucap Jacob.
medcom.id, Jakarta: Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. PGPI menyampaikan dukungannya kepada pemerintahan Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Kami datang melaporkan diri kami kepada Bapak dan menyatakan kami mendukung program pemerintah yang dipimpin oleh Bapak Joko Widodo dalam periode yang ditetapkan Tuhan bagi bangsa dan negeri kita pada saat ini," kata Ketua Umum PGPI Jacob Nahuway di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 3 November 2017.
Ia mengklaim PGPI memiliki 13,5 juta umat di Tanah Air. Jacob juga mengatakan aliran Pentakosta pun tak ada di Persekutuan Gereja Indonesia (PGI).
Menurut dia, seluruh umat PGPI mendukung penuh pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Khususnya pembangunan infrastruktur untuk Indonesia bagian timur.
"Saya melihat bagaimana Bapak mempunyai kemampuan untuk membangun infrastruktur di seluruh Tanah Air. Teristimewa juga mengadakan gebrakan khusus meratakan minyak yang diperoleh kawan-kawan kami di Papua. Dulu harganya melambung tinggi dan mencekik rakyat biasa," ucap Jacob.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)