Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan alasan dirinya cawe-cawe pada Pemilu 2024 karena kepentingan negara. Namun, hal itu dinilai sebagai sebuah kekeliruan.
"Presiden (Jokowi) mengatakan demi untuk bangsa dan negara itu fallacy of composition," kata Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini dalam diskusi Crosschek Medcom bertemakan Jokowi Jangan Bergaya Soeharto, Nanti Jatuhnya Gak Enak, Minggu, 4 Juni 2023.
Kondisi itu semakin runyam setelah sejumlah pihak membela Jokowi yang mengaku cawe-cawe pada Pemilu 2024. Lingkaran Kepala Negara disebut diminta membenarkan pengakuan tersebut.
"Jadi complicated apa yang ditunjukan presiden dalam politik dan sudah berulang-ulang dan ini diminta untuk pengikutnya untuk ditafsirkan benar," ungkap dia.
Anggota DPR periode 2004-2009 itu membenarkan jika kepala negara tak menyalahi aturan cawe-cawe dalam penyelenggaran pemilu. Namun, hal itu disebut masalah terhadap etika.
"Memang tidak ada salahnya dari hukum, tapi secara etik," sebut dia.
Dia menegaskan kepala negara tidak boleh cawe-cawe pada Pemilu 2024. Seorang presiden harus bersikap adil terhadap semua kontestan pemilu.
"Itu sebenarnya fatsun politik yang benar (bersikap netral)," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan alasan dirinya cawe-cawe pada
Pemilu 2024 karena kepentingan negara. Namun, hal itu dinilai sebagai sebuah kekeliruan.
"Presiden (Jokowi) mengatakan demi untuk bangsa dan negara itu fallacy of composition," kata Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini dalam diskusi
Crosschek Medcom bertemakan
Jokowi Jangan Bergaya Soeharto, Nanti Jatuhnya Gak Enak, Minggu, 4 Juni 2023.
Kondisi itu semakin runyam setelah sejumlah pihak membela
Jokowi yang mengaku cawe-cawe pada Pemilu 2024. Lingkaran Kepala Negara disebut diminta membenarkan pengakuan tersebut.
"Jadi
complicated apa yang ditunjukan presiden dalam politik dan sudah berulang-ulang dan ini diminta untuk pengikutnya untuk ditafsirkan benar," ungkap dia.
Anggota
DPR periode 2004-2009 itu membenarkan jika kepala negara tak menyalahi aturan cawe-cawe dalam penyelenggaran pemilu. Namun, hal itu disebut masalah terhadap etika.
"Memang tidak ada salahnya dari hukum, tapi secara etik," sebut dia.
Dia menegaskan kepala negara tidak boleh cawe-cawe pada Pemilu 2024. Seorang presiden harus bersikap adil terhadap semua kontestan pemilu.
"Itu sebenarnya fatsun politik yang benar (bersikap netral)," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)