Tarakan: Partai NasDem bertekad terus menerapkan sistem politik tanpa mahar. NasDem ingin berkontribusi menelurkan pemimpin bersih dan tidak terbebani mahar politik.
"Kita tahu betul pada Hari Antikorupsi ini dengan berkontribusi. Kita ingin membangun atau melahirkan pemimpin yang ketika hadir dia tidak berpikir bagaimana mengembalikan utangnya," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem Ahmad Ali di Hotel Royal, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin 9 Desember 2019.
Ali mengatakan mahar politik hanya akan melahirkan politikus tidak baik. Pasalnya, pemimpin tersebut leih fokus mengembalikan modal politik ketimbang menjalankan tugasnya dengan baik.
Sebaliknya, menurut Ali, pemimpin tak akan merasa punya utang jika dalam proses politiknya dilakukan tanpa mahar. Pemimpin dipercaya hanya memikirkan bagaimana membuat kehidupan masyarakat lebih baik.
"Kita ingin ketika dia terpilih hanya berutang kepada rakyat, rakyat tidak harus dibayar dengan uang tapi hanya butuh prestasi, janji politik dibayar," tegas Ali.
Ali menegaskan politik tanpa mahar yang digaungkan NasDem bukan sekadar pencitraan. Politik tanpa mahar merupakan komitmen sekaligus syarat wajib seluruh kader NasDem dalam berpolitik.
"Ini bukan hal mudah pastinya untuk melahirkan kepercayaan masyarakat," tutur Ali.
Ali menilai kebiasaan politik dengan mahar di Indonesia harus dihilangkan. Partai NasDem coba mempelopori gerakan tersebut.
"Kalau tidak hari ini kapan kita mulai? Kalau semua ditakutkan hanya karena sulit, ya kita tidak masalah, jangan berpikir hasil, tapi ke depannya," ucap dia.
Tarakan: Partai NasDem bertekad terus menerapkan sistem politik tanpa mahar. NasDem ingin berkontribusi menelurkan pemimpin bersih dan tidak terbebani mahar politik.
"Kita tahu betul pada Hari Antikorupsi ini dengan berkontribusi. Kita ingin membangun atau melahirkan pemimpin yang ketika hadir dia tidak berpikir bagaimana mengembalikan utangnya," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem Ahmad Ali di Hotel Royal, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin 9 Desember 2019.
Ali mengatakan mahar politik hanya akan melahirkan politikus tidak baik. Pasalnya, pemimpin tersebut leih fokus mengembalikan modal politik ketimbang menjalankan tugasnya dengan baik.
Sebaliknya, menurut Ali, pemimpin tak akan merasa punya utang jika dalam proses politiknya dilakukan tanpa mahar. Pemimpin dipercaya hanya memikirkan bagaimana membuat kehidupan masyarakat lebih baik.
"Kita ingin ketika dia terpilih hanya berutang kepada rakyat, rakyat tidak harus dibayar dengan uang tapi hanya butuh prestasi, janji politik dibayar," tegas Ali.
Ali menegaskan politik tanpa mahar yang digaungkan NasDem bukan sekadar pencitraan. Politik tanpa mahar merupakan komitmen sekaligus syarat wajib seluruh kader NasDem dalam berpolitik.
"Ini bukan hal mudah pastinya untuk melahirkan kepercayaan masyarakat," tutur Ali.
Ali menilai kebiasaan politik dengan mahar di Indonesia harus dihilangkan.
Partai NasDem coba mempelopori gerakan tersebut.
"Kalau tidak hari ini kapan kita mulai? Kalau semua ditakutkan hanya karena sulit, ya kita tidak masalah, jangan berpikir hasil, tapi ke depannya," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)